Mohon tunggu...
Arsidi Devi
Arsidi Devi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Ganesha

Saya senang mendengar musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai-Nilai Tri Hita Karana yang Ada pada Budaya di Bali

20 September 2023   22:04 Diperbarui: 20 September 2023   22:07 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama    : Ni Nengah Arsidi Devi Anggandini

NIM       :2314031002

Prodi     : Pendidikan Geografi

Tri Hita Karana merupakan tiga penyebab terciptanya kebahagiaan hidup manusia yang bersumber dari hubungan harmoni dengan Tuhan (Parahyangan), antar manusia (Pawongan), dan dengan alam (Palemahan). Bali merupakan pulau dengan budaya nya yang beraneka ragam, dan budaya-budaya yang ada di Bali tidak luput dari nilai-nilai THK yang mendasarinya. Seperti misalnya budaya Subak di Bali.

Nilai-nilai THK yang ada pada adat istiadat Bali.

Di Bali terkenal dengan pulau yang memiliki adat istiadat yang sangat kuat. Salah satu adat istiadat tersebut yaitu seperti adanya subak. Subak adalah sistem pengairan masyarakat Bali yang menyangkut hukum adat yang mempunyai ciri khas yang kuat, diantaranya yaitu social, pertanian, keagamaan dengan tekad dan semangat gotong royong dalam usaha untuk memperoleh air, dimana air tersebut berguna untuk memenuhi kebutuhan air dalam menghasilkan tanaman pangan terutama padi dan palawija.

Berikut ini contoh penerapan nilai-nilai THK yang berada pada subak di Bali, yaitu:

  • Pada parahyangan atau bisa disebut dengan hubungan antara manusia dengan tuhan. Nilai- nilai parahyangan yang terdapat yaitu adanya pura yang ditujukan sebagai tempat untuk pemujaan. Dimana anggota subak akan secara rutin melakukan ritual keagamaan sesuai tahapan pertumbuhan padi, mulai dari mengolah tanah hingga hasil panen padi yang disimpan di lumbung.
  • Pada palemahan atau hubungan manusia dengan alam lingkungannya. Yaitu seperti adanya kepemilikan tanah atau wilayah di setiap subak.
  • Pada pawongan atau hubungan antara manusia dengan sesamanya. Yaitu seperti adanya organisasi yang mengatur system irigasi subak. Dimana pada penerapannya, masyarakat akan melakukan gotong royong untuk memenuhi kebutuhan air.

Nilai-nilai THK yang ada pada agama Hindu, dapat dilihat dari adanya upacara-upacara keagamaan yang berkaitan dengan parahyangan, palemahan, dan pawongan.

  • Pada parahyangan dapat di wujudkan dengan upacara Dewa Yadnya. Tujuan dari upacara Dewa Yadnya ini adalah untuk menyampaikan rasa bhakti dan syukur kepada Sang Pencipta atas segala anugerah-Nya, contoh pelaksanaannya seperti melakukan Tri Sandhya tiga kali dalam sehari, melaksanakan persembahyangan pada hari-hari suci seperti Purnama atau Tilem.
  • Pada palemahan dapat diwujudkan dengan Bhuta Yadnya. Contoh pelaksanaannya yaitu melaksanakan upacara Pacaruan. Upacara Pecaruan ini bermakna untuk mengharmoniskan hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya.
  • Pada pawongan diwujudkan dengan Upacara Pitra Yadnya, Rsi Yadnya, hingga Manusa Yadnya. Contoh pelaksanaan Pitra Yadnya yaitu upacara Ngaben. Contoh pada Rsi Yadnya yaitu melakukan penghormatan pada orang suci, dan contoh terakhir pada Manusia Yadnya yaitu melakukan upacara meningkat dewasa atau potong gigi. Dimana pada saat melaksanakan upacara seperti ini, masyarakat akan saling bergotong-royong untuk mempersiapkan maupun melaksanakan upcara tersebut.

Nilai-nilai THK yang ada pada keluarga yaitu:

  • Pada parahyangan, seperti melakukan persembahyangan bersama keluarga, baik melakukan persembahyangan sehari-hari seperti Tri Sandya maupun melakukan kunjungan keagamaan atau persembahyangan ke tempat-tempat suci yang disebut dengan Tirta Yatra.
  • Pada palemahan, seperti membuat kebun, hingga merawat tanaman. Dan juga terdapat pembagian tugas di keluarga, misalnya ayah yang menanam tanaman, ibu yang menyiram, kakak yang merawat tanaman, dan adik yang membantu membersihkan halaman.
  • Pada pawongan, seperti menjaga keharmonisan didalam keluarga. Yang dimana orang tua selalu menekankan kepada anak-anaknya agar tidak saling ribut atau bermusuhan, karena jika terjadi masalah pada diri sendiri, maka orang yang akan membantu adalah keluarga.

Nilai-nilai THK pada suku saya, yaitu suku Bali, yang dimana mayoritas penduduknya beragama Hindu. Berikut ini nilai-nilai THK pada suku Bali:

  • Pada parahyangan, yaitu adanya perayaan Galungan dan Kuningan. Dimana masyarakat Hindu di Bali pada hari raya tersebut akan  melaksanakan persembahyangan.
  • Pada palemahan, yaitu seperti pelaksanaan hari raya Tumpek Wariga, dimana masyarakat akan melaksanakan upacara untuk pepohonan. Hal tersebut untuk memohon keselamatan tanaman agar dapat berbunga maupun berbuah dengan lebat.
  • Pada pawongan, yaitu seperti pelaksanaan yang mengandung nilai pawongan adat istiadat di Bali yaitu seperti adanya tradisi "ngejot", tradisi ini merupakan proses berbagi makanan antar masyarakat di Bali. Contohnya seperti pada perayaan hari raya Penampahan Galungan, dimana umat Hindu di Bali akan membuat makanan seperti lawar maupun sate, dan makanan tersebutlah yang akan diberikan atau dibagikan kepada tetangga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun