Sore itu, di ruang baca lantai tiga sepulang sekolah..
"Hei, dari tadi pagi lemes banget. Ada apa, Dann?" membereskan buku sambil bicara pada seorang cowok yang terduduk lemas di sampingnya itu.
"Hhh.." menghela napas. Seakan-akan dipundaknya tertancap papan bertuliskan 'GALAU'. "Nggak tau, nih. Rasanya males banget mau pulang."
"Wah, galau ni ye.." menyindirnya berharap ada sedikit senyuman di bibir Dann. "Putus cinta ya, bang?" sambil berjalan menuju rak buku yang tidak jauh darinya.
"Apaan, sih, Sherr.. Hhh.." yang Dann ajak bicara ini namanya Sherry. Mereka berdua adalah teman sebangku. Jadi nggak heran kalau Sherr jadi akrab dengannya.
"Yuk, balik!" menyambar tas ranselnya dan berjalan menuju pintu bertuliskan 'EXIT'.
Melihat itu, Dann terpaksa memerintahkan tubuhnya untuk bangkit dan mengejar Sherr. "Hei-hei, tunggu aku."
'TAP.. TAP.. TAP..'
Pelan-pelan mereka berdua menuruni tangga. Suasana memang sudah agak gelap. Maklum, jaringan lampu di lantai tiga dan dua masih diperbaiki.
Awalnya, Sherr biasa saja. Tapi lama kelamaan ia merasa kasihan dengan sahabatnya yang berjalan sambil terus tertunduk.
'JBAAK!'