Mohon tunggu...
ARSIANA MARIA FUN
ARSIANA MARIA FUN Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Staf

Hobi: Main gitar dan bernyanyi,Menulis dan membaca,Memasak dan makan

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Kerja dan Rasa Berdaya

11 Juni 2024   17:48 Diperbarui: 11 Juni 2024   19:28 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sikap hidup

Kerja menjadi sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, menyediakan rutinitas yang membangun kondisi "sehat", rasa aman, dan kestabilan, memberi kebanggaan dan "rasa berharga", serta menjadi sarana pertumbuhan dan aktualisasi diri.

Bersyukurlah mereka yang memperoleh semua dari pekerjaan karena pada masa ini banyak yang baru sampai pada tahap "memenuhi kebutuhan dasar". Bahkan, ada yang menekuninya sekadar rutinitas hidup karena gaji habis untuk transpor saja.

Kompas dua minggu lalu memberitakan situasi ekonomi yang terus memburuk. Ada gambar pencari kerja antre menyerahkan surat lamaran di bursa karier di salah satu universitas di Surabaya (Kompas, 5/3), sementara dari catatan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, hingga akhir Februari 2009 sejumlah 37.905 orang telah mengalami PHK dan telah dirumahkan (6/3).

16.329 Situasi memang sangat sulit dan tuntutan berkompetisi seperti sudah tidak manusiawi lagi. Kita dapat berkubang pada kekecewaan, rasa marah, keputusasaan, dan melepas kesempatan "kurang membanggakan" di depan kita. Tetapi, waktu berjalan terus. Yang akan bertahan dalam kompetisi, mereka yang berani ambil bagian di dalamnya.

Tampaknya ada beberapa sikap hidup yang akan membantu kita bertahan dan bertumbuh.

(1). Menyadari kesulitan ini bukan terjadi pada "diriku sendiri" seolah dunia "tidak adil kepadaku", melainkan dialami banyak sekali orang lain juga.

(2). Mampu berempati pada posisi banyak orang lain yang kurang beruntung daripada kita: tidak lulus kuliah atau harus jebol sekolah, mengalami PHK, sakit dan tidak punya uang berobat.

(3). Berlanjut dengan kemampuan bersyukur: "terima kasih saya selesai sekolah; terima kasih saya sudah bekerja; alhamdulillah saya diterima bekerja meski gaji awalnya kecil; syukur saya masih dapat menabung...."

(4). Lalu mulai dari menekuni yang ada di depan mata: melihat yang ada saat ini sebagai pengalaman belajar dan batu pijakan memperoleh yang lebih baik.

(5). Tentu kita perlu terus mempertahankan sikap hidup positif dan berpikir kreatif mencari peluang. Bertanya, "peluang apa yang tersedia? Apa yang dapat saya lakukan dan saya isi dengan peluang yang ada?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun