Mohon tunggu...
Arshinta Eka Putri
Arshinta Eka Putri Mohon Tunggu... Freelancer - arshinta eka putri

mahasiswa jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

UPN Veteran Jakarta Canangkan Gerakan No Plastic, Pedagang Kantin Meringis

20 Februari 2019   10:21 Diperbarui: 9 Maret 2019   04:15 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jakarta (20/2/2019) - Gerakan 'Go Green, No Plastic' mulai diberlakukan pada tanggal 11 Februari, bertepatan dengan awal semester baru tahun 2019. Para pedagang kantin diminta untuk mengganti semua barang dagangan yang menggunakan kemasan plastik.

Nur, pria yang berprofesi sebagai pedagang kantin dan mulai berjualan sejak tahun 2015 ini turut merasakan dampaknya. Pasalnya, hampir semua barang dagangannya menggunakan kemasan plastik. Nur yang menjual beraneka ragam minuman, harus mensiasati minuman kemasan plastik dengan menggantinya menjadi kemasan kertas dan kaca.

Namun, tak hanya itu saja dampak yang dirasakannya. Nur mengaku pencanangan gerakan 'No Plastic' ini juga membuat omzet penjualannya menurun.

"Kalau dibilang merugikan ya pasti, omzet kan langsung menurun. Apalagi penghasilan jualan minuman ini kan untungnya tidak banyak. Terus mahasiswa juga jadi banyak yang mengeluh karena tidak ada minuman kemasan plastik," ucapnya.

Para pedagang pun menyampaikan keluhan mereka pada rapat koperasi yang diselenggarakan pada Selasa, 19 Februari 2019. Rapat ini membahas seputar keluhan dan saran pedagang tentang pencanangan gerakan 'Go Green, No Plastic' di kantin UPN 'Veteran' Jakarta.

"Ya, kemarin ada rapat koperasi. Kita pedagang menyampaikan keluhan tentang omzet menurun itu. Kita juga menyampaikan saran. Sarannya kalau pedagang kantin tidak boleh jual minuman kemasan plastik, mahasiswa juga harusnya tidak membawa minuman kemasan plastik dari luar kampus," ujar Nur.

Namun pencanangan gerakan ini ditanggapi berbeda oleh yang lainnya. Anisa Ramadhani atau yang kerap disapa Icha misalnya, ia menilai gerakan 'Go Green, No Plastic' adalah sebuah gerakan yang positif. Mahasiswi Ilmu Komunikasi semester 6 yang juga pernah berpartisipasi sebagai volunteer di event Happiness Festival 2018 yang bergerak di bidang lingkungan ini, sangat setuju dengan diberlakukannya gerakan tersebut mengingat permasalahan sampah plastik yang kian memprihatinkan. Meski demikian, Icha mengaku bahwa pencanangan gerakan ini belum dilaksanakan secara maksimal karena kurangnya sosialisasi.

"Bagus sih gerakannya, tapi mungkin masih kurang sosialisasi jadi cuma sekedar pencanangan saja. Jadi banyak mahasiswa yang kurang tahu dan mengerti apa pentingnya mengurangi sampah plastik itu," ucap Icha.

Menanggapi persoalan pedagang kantin yang risau dengan diberlakukannya gerakan ini, Icha pun mengaku mengerti tentang hal yang menjadi keluhan para pedagang. Namun, bukan berarti gerakan tersebut harus dihentikan begitu saja. Gerakan yang berdampak positif ini seharusnya terus dilanjutkan dengan solusi yang tidak merugikan para pedagang kantin.

"Ya selain sosialisasi, kalau bisa pihak kampus menggelontorkan dana sedikit untuk kantin supaya tidak memberatkan penjual," ucapnya.

Sementara ini, solusi yang dijalankan oleh para pedagang kantin adalah menaikkan sedikit harga jual dari harga yang biasa ditetapkan sebelumnya. Hal itu dilakukan demi mensiasati pengeluaran yang digunakan untuk mengganti wadah kemasan plastik menjadi paper cup ataupun kemasan lain selain plastik.

Penulis : Arshinta Eka Putri

#kompasianaveteran

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun