Apakah S2 Pengembangan Masyarakat Islam di UIN Sunan Kalijaga Worth It?
Melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 sering kali menjadi keputusan strategis untuk meningkatkan kompetensi dan peluang karir. Salah satu program unggulan yang menarik perhatian adalah S2 Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dengan biaya tetap sebesar 5 juta rupiah per semester, program ini menawarkan pendidikan berkualitas dengan harga yang sangat terjangkau. Namun, apakah program ini benar-benar worth it? Berikut adalah beberapa alasan yang mendukung keunggulan program ini.
1. Biaya Kuliah yang Terjangkau
Salah satu daya tarik utama dari S2 PMI UIN Sunan Kalijaga adalah biayanya yang tetap dan sangat terjangkau, yaitu hanya 5 juta rupiah per semester. Dibandingkan dengan program pascasarjana lain yang sering kali mematok biaya jauh lebih tinggi, S2 PMI memberikan akses pendidikan yang lebih inklusif. Dengan anggaran yang relatif rendah ini, mahasiswa tidak hanya mendapatkan pembelajaran teori tetapi juga praktik lapangan yang relevan dengan bidang pengembangan masyarakat.
Investasi pendidikan sebesar 5 juta per semester adalah pilihan yang sangat ekonomis. Biaya ini tidak mengurangi kualitas pendidikan yang ditawarkan, karena program ini dirancang untuk menghasilkan lulusan dengan keahlian mumpuni di bidang community development. Untuk mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan tanpa tekanan finansial yang besar, program ini sangat layak dipertimbangkan.
2. Fokus Kajian yang Relevan dengan Dunia Kerja
Program S2 PMI memiliki fokus kajian yang strategis, yaitu pada pengembangan masyarakat dengan pendekatan multidimensi. Lulusan program ini diarahkan untuk menjadi:
- Community Development Officer (CDO)
- Pekerja Sosial (Social Worker)
- Penyuluh Agama
- Pendamping Desa
- Fasilitator Pembangunan
- Wirausaha Sosial (Social Entrepreneur)
Dalam bidang ini, alumni PMI dibekali dengan kemampuan untuk menjadi agen perubahan sosial (social change agents) yang mampu mengelola aset komunitas secara kreatif, menyelesaikan masalah dengan solusi inovatif, serta menciptakan pembangunan berkelanjutan. Kurikulum program ini juga mengintegrasikan teori pembangunan dengan praktik terbaik (best practices) yang relevan dalam bidang pengembangan masyarakat.
Selain itu, program ini juga memberikan bekal untuk memahami isu-isu sosial secara komprehensif, seperti pemberdayaan masyarakat desa, pengurangan kemiskinan, dan penguatan kohesi sosial, sehingga lulusan dapat berkontribusi langsung dalam pembangunan berbasis komunitas.
3. Pendekatan Islam dalam Pengembangan Masyarakat
Keunggulan unik dari S2 PMI UIN Sunan Kalijaga adalah integrasi nilai-nilai Islam dalam pendekatan pengembangan masyarakat. Pendekatan ini memungkinkan lulusan tidak hanya menjadi fasilitator pembangunan profesional tetapi juga mampu menerapkan tool keislaman seperti:
- Maqasid Syariah (tujuan syariat Islam)
- Pendekatan berbasis tradisi lokal Islam
- Etika dan nilai keislaman dalam pembangunan
Dengan bekal ini, lulusan PMI mampu mendekati masyarakat dengan cara yang lebih personal dan kontekstual, terutama dalam komunitas yang berbasis tradisi Islam. Pendekatan ini tidak hanya relevan di masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim, tetapi juga menjadi daya tarik di dunia internasional, khususnya di negara-negara dengan populasi Muslim.
4. Peluang Karir yang Prospektif
Peluang karir lulusan program S2 PMI sangat luas. Dalam sektor publik, lulusan dapat berperan sebagai penyuluh agama, fasilitator pembangunan desa, atau konsultan pengembangan masyarakat. Di sektor swasta dan organisasi non-pemerintah (NGO), lulusan PMI dapat bekerja sebagai pekerja sosial, perancang program pemberdayaan, atau manajer proyek komunitas.
Tidak hanya itu, program ini juga mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi wirausaha sosial, yaitu individu yang mampu memadukan visi sosial dengan pendekatan bisnis. Dalam hal ini, lulusan PMI memiliki keunggulan kompetitif karena mereka mampu mengidentifikasi masalah sosial dan merancang solusi yang berkelanjutan.