Mohon tunggu...
Hendra Wiguna
Hendra Wiguna Mohon Tunggu... Perubah -

Humas DPD Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kota Semarang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pentingnya Mempelajari Sejarah Guna Mendorong Indonesia Sebagai Poros Maritim

30 Desember 2015   15:26 Diperbarui: 30 Desember 2015   15:26 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="KRI ARUNG SAMUDERA"][/caption]Mempelajari sejarah bukanlah perkara mudah. Belajar sejarah adalah mempelajari masa lampau yang nilai kebenarannya harus lebih ditelisik lebih jauh. Kehadiran sejarah menjadi landasan sebuah ideologi yang terbentuk dalam jatidiri perorangan maupun suatu kelompok. Dapat dikatakan bahwa landasan dasar negara ini terbentuk berdasarkan sejarah. Karena pengaruh sejarah terhadap hal-hal di masa yang akan datang begitu besar, kita perlu mempelajari sejarah dengan baik dengan sumber-sumber yang terpercaya.

Percaya atau tidak, sejarah dapat mempersatukan kita. Itulah yang kita cermati dari keberhasilan para pahlawan dalam melawan para penjajah. Sejarah bukan sekadar kronologis, tetapi menyangkut penilaian, kepedulian, dan kewaspadaan. Bila sejarah hanya dipandang sekadar kronologis, maka pengetahuan sejarah kita hanya sebatas itu. Apabila hanya bersifat kronologis, sejarah yang dicermati dengan cara mengedepankan nama dan tanggal, sejarah hanya dianggap sebagai kisah tanpa makna dan arti. Kita harus mampu menggali nilai-nilai lain yang ada dalam sejarah. Apabila mampu melakukan hal demikian, kita akan menjalani kehidupan ini dengan lebih baik.

"Apabila hanya bersifat kronologis, sejarah yang dicermati dengan cara mengedepankan nama dan tanggal, sejarah hanya dianggap sebagai kisah tanpa makna dan arti."

Pada era teknologi, baik yang sudah dewasa maupun belum, kita cenderung berminat pada cerita atau dongeng fiktif. Hal tersebut dianggap lebih menarik daripada harus membaca buku-buku sejarah. Oleh karenanya, sejarah perlu disajikan dengan kemasan yang tidak kalah menarik dengan film-film fiktif tersebut.

Banyak contoh untuk hal tersebut. Peristiwa sejarah Pertempuran di Laut Aru, misalnya, akan lebih menarik perhatian apabila disajikan dalam bentuk film, tentunya tanpa penambahan unsur-unsur yang bersifat menggeser nilai-nilai historisnya. Sejarah perjuangan Laksamana Keumalahayati pada masa Kesultanan Aceh Darussalam juga menarik untuk dijadikan film. Untuk diketahui, beliau adalah perempuan Aceh pertama yang berpangkat laksamana (admiral) di Kesultanan Aceh Darussalam.

Kehebatan Laksamana Keumalahayati adalah kemampuannya dalam membangun Teluk Lamreh Krueng Raya menjadi pangkalan militer. Di sekitar teluk ini, ia membangun Benteng Inong Balee yang letaknya di perbukitan. Peristiwa sejarah tersebut tidak banyak yang mengetahuinya, bahkan semakin bertambah umur bangsa ini, semakin berkurang pula orang-orang yang mengetahui sejarah bangsa ini.

Cita-cita mulia Pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia memerlukan berbagai terobosan untuk memunculkan nilai-nilai sejarah kemaritiman kepada khalayak masyarakat. Hal ini bertujuan untuk menimbulkan rasa bangga terhadap bangsa sendiri. Rasa bangga terhadap sejarah bangsa akan menjadi sebuah stimulus dalam gerak-gerik mereka. Kelak, hal tersebut akan mengarah pada kepedulian terhadap bidang kemaritiman di Indonesia.

"Inilah signifikansi peran sejarah dalam mendorong Indonesia sebagai poros maritim."

Inilah signifikansi peran sejarah dalam mendorong Indonesia sebagai poros maritim. Dalam hal ini, sejarah berperan sebagai pengingat, penggugah, dan pendorong bangsa ini untuk kembali kepada akarnya, yaitu sebagai bangsa maritim.

Untuk memulainya, sejarah bisa disajikan dengan berbagai karya seni sebagai pilihannya, yaitu melalui film, lagu, lukisan, dll. Inovasi ini perlu ada karena minat baca bangsa ini dirasa sangat rendah. Sejarawan dan budayawan pun harus ambil andil dalam gerakan ini bersama dengan Pemerintah yang berperan dalam memberikan fasilitas kepada setiap mereka yang mau memberikan wawasan dan mempertahankan nilai-nilai kesejarahan. Pada akhirnya, semoga hal ini bisa menjadi masukan agar cita-cita menjadi poros maritim dunia bisa tertanam sebagai jatidiri setiap warga negara Indonesia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun