Pendidikan selalu menjadi medan perjuangan yang penuh tantangan tetapi juga penuh harapan. Dari isu kurikulum baru, kembalinya Ujian Nasional (UN), hingga evaluasi sistem zonasi, semuanya mencerminkan betapa pendidikan adalah investasi penting bagi masa depan bangsa. Indonesia, dengan segala keragamannya, terus berupaya memperbaiki sistem pendidikan agar melahirkan generasi muda yang cerdas, berkarakter, dan kompetitif.
Namun, di balik kebijakan-kebijakan besar pemerintah, ada sosok-sosok pahlawan tanpa tanda jasa yang tanpa lelah memperjuangkan pendidikan dari akar rumput. Salah satunya adalah Ahmad Said Matondang, kepala sekolah swasta di Jakarta Selatan, yang kisahnya diabadikan dalam buku "Imam Robandi: Spirit and Ideas". Buku ini tidak hanya menghadirkan pelajaran praktis, tetapi juga menyuguhkan narasi heroik dan penuh haru biru dalam upaya membangun institusi pendidikan yang bermakna.
Sebuah Kisah Perjuangan
Buku yang diterbitkan oleh Solar Science Publisher pada tahun 2014 ini adalah salah satu karya monumental yang menyoroti pemikiran visioner Prof. Imam Robandi, guru besar ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), serta perjalanan Ahmad Said Matondang dalam mengubah sebuah sekolah swasta menjadi institusi pendidikan unggulan. Dengan 280 halaman dan 90 bab yang sarat pelajaran, buku ini menghadirkan cerita yang menggugah semangat dan emosi pembacanya.
Dalam tulisannya, Said Matondang tak hanya berbicara tentang keberhasilan, tetapi juga tentang ketakutan, keraguan, bahkan air mata yang menemaninya di setiap langkah. Di tengah berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan fasilitas, minimnya kepercayaan masyarakat, hingga persaingan antar sekolah, ia terus melangkah maju. Setiap bab adalah potret perjuangan yang menggambarkan kerja keras tanpa pamrih demi masa depan yang lebih baik.
Suasana Heroik: Melawan Keraguan dengan Keberanian
Setelah menggambarkan kisah perjuangan, buku ini membawa pembaca ke dalam perjalanan penuh heroisme. Salah satu yang paling menginspirasi adalah bagaimana Prof. Imam Robandi menjadi mentor yang menghidupkan kembali semangat Pak Said di saat ia merasa terpuruk. Melalui nasihat, dukungan, dan teladan dari sang guru besar, Pak Said menemukan kembali keyakinannya. Ia belajar bahwa pendidikan adalah ladang amal yang tidak akan pernah sia-sia, dan setiap langkah kecil yang dilakukan dengan ikhlas akan membuahkan hasil besar di masa depan.
Salah satu momen paling heroik dalam buku ini adalah ketika Pak Said menghadapi tantangan untuk meyakinkan orang tua agar mempercayakan anak-anak mereka bersekolah di institusi yang ia pimpin. Dengan penuh keberanian, ia merancang beberapa program unggulan sekolahnya agar dapat melihatkan visi besar sekolahnya. Dalam suasana yang penuh ketegangan, akhirnya perlahan-lahan kepercayaan mulai tumbuh, dan sekolah tersebut mulai dikenal sebagai institusi yang memiliki kualitas dan karakter
Suasana Haru Biru: Air Mata di Balik Kesuksesan
Selain heroisme, buku ini juga penuh dengan momen-momen yang menyentuh hati. Salah satu bab menggambarkan bagaimana Pak Said berjuang untuk menyakinkan pihak Bank agar dapat membantu mewujudkan impiannya. Dalam situasi tersebut, ia harus memilih antara menyerah atau berjuang lebih keras. Ia tidak hanya memohon doa, tetapi juga bekerja siang dan malam untuk mencari solusi.