Mohon tunggu...
Arruu Apriladi
Arruu Apriladi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Perusahaan "Startup" Bakar Duit?

30 Oktober 2017   18:17 Diperbarui: 30 Oktober 2017   19:05 1409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Akhir akhir ini semakin banyak muncul startup bisnis yang bermunculan di Indonesia. Startup yang bermunculan ada yang termasuk digital ataupun yang tidak. Dalam dunia startup ada yang disebut dengan istilah "bakar duit". Namun, tidak semua orang mengerti istilah dari "bakar duit" ini.

"BAKAR DUIT"

Secara singkat "bakar duit" adalah biaya promosi yang dikeluarkan startup untuk memasarkan bisnis atau produknya. Biaya promosi yang dikeluarkan tidak semuanya efektif atau separuh biaya promosi yang dikeluarkan tidaklah efektif dan separuhnya lagi efektif. Biaya promosi yang tidak efektiflah yang dikatakan   "Bakar Duit". 

Di setiap Startup pasti akan melakukan bakar duit yang biasanya diawal awal bisnisnya berjalan. Dengan kata lain disaat startup "bakar duit" akan mengalami rugi diawal bisnisnya. Namun dengan proses "bakar duit" ini suatu startup bertujuan ingin menciptakan userbase atau komunitas pelanggan yang setia terhadap bisnis tersebut. Nah yang diharapkan adalah retention ratedari yang dihasilkan dari userbasetersebut. Retention Ratesendiri adalah tingkat pelanggan yang setia terhadap produk tersebut. Dan sebaliknya disebut Churn Rate.

"KAPAN BALIK MODAL ?"

Ketika startup memulai bisnisnya, pemilik startup itu pasti akan melakukan promosi akan startupnya tersebut. Namun seperti penjelasan diatas, tidak seluruh biaya promosi yang dikeluarkan efektif dan tidak ada batas waktu yang konkret. Suatu startup akan berusaha menciptakan userbase dan retention rate yang tinggi tidak hanya dengan proses "bakar duit" namun dengan meningkatkan pelayanannya sehingga pelanggan yang merasakan atau membeli produknya akan terpuaskan dah kembali mengulangi transaksinya. 

Seperti kasus marketplace digital yang melakukan proses "bakar duit" sampai startup tersebut menghasilkan ekosistemnya tersendiri atau keadaan dimana saling membutuhkan, disaat seperti itulah baru startup akan mulai mengalami untung atas bisnisnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun