Mohon tunggu...
Arrum
Arrum Mohon Tunggu... -

berkarya itu sebagian dari kemerdekaan...(seharusnya)...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Playgroup di Antara Anyaman Bambu

26 April 2010   03:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:35 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_126846" align="alignnone" width="448" caption="dok.pribadi "][/caption]

Bagaimana ya nasib anak-anak playgroup Putra Pertiwi di dusun Dukuh sekarang? Sudahkah mereka mendapat tempat pendidikan yang nyaman? Yang setara dengan anak-anak playgroup desa lain pada umumnya. Yang sudah memiliki banyak fasilitas bermain. Yang sudah memiliki standar guru playgroup yang layak.

Melihat foto-foto mereka yang saya (dkk) ambil kira-kira pertengahan tahun 2007, membuat saya kangen sama mereka. Kangen melihat mereka bermain mainan seadanya, kuda-kudaan dari kayu, mobil mobilan dari kayu, ayunan dari ban bekas, balok-balok dicat warna-warni, lampion-lampion kertas, kincir dari kertas atau kertas lipat yang dibentuk aneka macam pola binatang. Sederhana sekali mereka. Ya, waktu itu adalah masa pemulihan pasca gempa Jogja 2006. Dusun Dukuh yang terletak di kecamatan Pundong Kab Bantul DIY memang salah satu daerah yang mengalami kerusakan berat akibat gempa tersebut (maklumlah lokasinya hanya berjarak beberapa kilometer dari bibir pantai selatan). Wajar saja kalau infrastruktur di daerah itu rusak total termasuk bangunan Playgroup yang konon sebelumnya sudah ada. Setahun pasca gempa waktu itu (2007), bangunan playgroup baru akan dibangun. Saya yang sempat tinggal disana sekitar 2 bulan hanya menyaksikan calon lokasi playgroup baru yang sedang difondasi. Dalam situasi seperti itu kegiatan bermain dan belajar ala playgroup tetep berlangsung dalam tempat yang seadanya. Terharu sekali kalo mengingat anak-anak disana yang memiliki semangat belajar yang tinggi, walau dalam kondisi serba seadanya. Gubug anyaman bambu dengan atap mulsa plastik (yang biasa digunakan  untuk menutup tanah pada lahan pertanian) dan lantai dari terpal adalah tempat mereka mengais ilmu dan menapaki kehidupan sosial mereka dengan teman sebayanya itu. Dinding-dinding tempat itu terbuat dari bambu, yang pastinya sangat dingin bila ditembus angin. Hiasan/mainan yang menempel di dinding betapa minimnya. Acapkali kondisi yang demikian masih sering dihujani gempa susulan (selama 2 bulan disana saya mengalami sedikitnya 2 kali gempa susulan berskala kecil/tidak menyebabkan kerusakan). Betapa kuatnya mereka, salut!!! Selain itu, playgroup tersebut belum memiliki staff pengajar khusus/spesialis. Entah hanya sementara karena masih dalam kondisi labil atau sejak awal memang belum ada. Yang saya tahu pengasuh playgroup tersebut tak lain tak bukan adalah ibu lurah desa Pundong itu sendiri dibantu oleh seorang ibu yang lain (haha saya kurang tahu statusnya). Tapi sekali lagi mereka yang mengecap pendidikan disini tetap bersemangat, salut lagi!!! Saya hanya berharap sekarang Playgroup Putra Pertiwi itu sudah jadi gedungnya, staff pengajar sudah ada, memiliki kurikulum standar, lebih maju daripada yang dulu atau bahkan sudah setara dengan playgroup-playgroup lain di wilayah Jogja. Hmm...jadi kangen pengen nengok kesana...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun