sayang sekali siang yang panas ini tidak ditemani segelas es kelapa muda atau setidaknya semangkuk sup buah dan beberapa lembar gorengan. bukan tidak ada uang, tapi tidak ada waktu untuk meluncur ke pangkalan gerobak gerobak penjaja makanan kecil. ah...banyak alasan!
hehehe...ngomong ngomong soal alasan, rasanya akhir akhir ini banyak sekali alasan yang bisa dimunculkan dari otak secara mendadak dan bertubi tubi, entah itu alasan yang masuk akal atau tidak. kenapa? banyak sekali masalah yang menghampiri baik ringan atau pun tidak ringan. seolah masalah itu memburu solusi.
secara tidak sengaja mimpi di malam hari bisa menjadi masalah ketika terbangun dari tidur. kaget, frustasi, kesal, pegal pegal dan tidak bersemangat setelah bangun tidur misalnya. padahal saat menjelang tidur sudah mengucapkan doa dan berharap ketika bangun nanti badan menjadi bugar dan bersemangat menyambut aktivitas yang menumpuk. nyatanya tidak demikian yang terjadi.
mungkin ini tidak masuk akal ketika tengah beristirahat endingnya malah capek dan lain lain. seharusnya istirahat itu membuat badan kembali segar, pikiran kembali tenang dan perasaan nyaman. tapi hanya gara gara mimpi buruk yang terjadi malah sebaliknya. dibilang tidak rela ya tidak rela. tapi itulah yang terjadi. dan itu menjadi masalah.
tidak kalah tidak masuk akal, terkadang omongan orang lain yang sama sekali tidak berkaitan dengan diri kita bisa menjadi masalah. dengan kata lain kita membuat masalah orang lain menjadi bagian dari masalah kita.
ketika mendengar teman sedang bercerita mengenai penampilan orang lain yang tak sesuai dengan jaman (menurut sang teman), mendadak membuat telinga menjadi panas. padahal jelas jelas bukan kita yang jadi bahan pembicaraan. tapi kita tidak setuju dengan pernyataannya dan tidak setuju dengan sikapnya. ini yang namanya mengundang masalah alias menjadikan masalah orang lain sebagai masalah kita.
dari dua contoh masalah yang tidak disadari kehadirannya tersebut, terkadang membuat kita bertanya tanya apa yang sedang terjadi dengan kita? kita terlalu risau dengan hal yang sebenarnya tidak terjadi seperti dalam bermimpi buruk. capek dan pegal hanya efek sesaat. kesal dan frustasi itu karena kita memikirkan mimpi buruk yang seharusnya sudah kita lupakan ketika kita bangun. dan omongan orang lain tidak harus membuat kita menyatakan setuju atau tidak dengan pernyataan itu. bahkan kita tidak wajib menilai sikap orang lain atas pernyataan yang mereka buat. kita cukup menjadi pendengar dan sukur sukur menjadikan itu sebagai hiburan.
benarkah pengkayaan masalah yang seperti itu adalah proses pendewasaan ketika kita telah mendapatkan solusinya? ataukah itu hanya alasan penolakan terhadap masalah yang ada dalam diri sendiri?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H