Mohon tunggu...
Ar Rozzaqi Dwi D
Ar Rozzaqi Dwi D Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Fakultas Ilmu Administrasi Prodi Administrasi Publik Universitas Brawijaya

Saya suka dengan berbagai buku yang berbau dengan ilmu pengetahuan, disini saya mencoba menuangkan pikiran dalam bentuk sebuah artikel.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengurangan Kriminalitas oleh Remaja dengan Pancasila

10 November 2024   14:47 Diperbarui: 10 November 2024   14:48 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1. Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)

2. Pagar Nusa (PN)

3. Tapak Suci

4. IKSPI Kera Sakti

5. Setia Hati Winongo, dll.

Dari banyaknya perguruan tersebut, yang populer adalah PSHT, PN, dan IKSPI. Banyak kalangan anak muda yang tertarik untuk mengikuti perguruan-perguruan tersebut, bahkan tidak jarang anak Sekolah Dasar mengikuti perguruan tersebut dengan tujuan untuk membeladiri apabila dibutuhkan, sebenarnya banyak manfaat yang bisa diambil, namun lama-kelamaan anggota(warga) dari perguruan-perguruan tersebut mulai bersifat fanatik dan mulai untuk saling bentrok antara satu sama lain.

Yang semula tujuan awal mengikuti Perguruan Beladiri adalah untuk membeladiri berubah menjadi ajang pencarian jati diri untuk membuktikan bahwa dirinya atau pergurunya-lah yang paling kuat dan di segani. Maka tak jarang terjadi aksi Kriminalitas seperti Gangster maupun tawuran di antara kalangan perguruan beladiri. Pelakunya sendiri rata-rata di bawah umur (SD,SMP,SMA) sedangkan para seniornya memilih untuk lepas tangan dan bungkam mengenai kejadian-kejadian tersebut, bahkan tidak jarang mereka menyangkal berita tersebut dengan dalih bahwa pelakunya adalah oknum.

Oleh karena itu, saya memiliki gagasan yang mungkin dapat membantu pengurangan angka kriminalitas yang di sebabkan oleh Perguruan Beladiri di masa mendatang.

Pendidikan Pancasila sejak dini

Banyaknya kriminalitas yang terjadi karena Perguruan beladiri disebabkan minimnya edukasi kebangsaan sejak dini, meskipun di Indonesia sudah diajarkan nilai-nilai pancasila sejak bangku Sekolah Dasar. Namun, itu terbukti tidak terlalu ampuh melihat banyaknya anak dibawah umur yang terlibat dengan kasus perguruan tersebut, entah karena kurikulum atau kurangnya pengawasan dari orangtua. Pendidikan Pancasila mungkin perlu adanya perubahan dalam pengajaranya, siswa cenderung merasa bosan jika model pengajaranya terlalu monoton dan klasik, perlu adanya variasi dalam metode pengajaranya. Siswa perlu merasakan secara langsung pengimplementasian nilai-nilai pancasila, karena itu akan lebih terasa berkesan di ingatanya, dan akan mulai menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mengatasi masalah kriminalitas, pemertinah desa atau kecematan setempat sebetulnya sudah mengambil tindakan, seperti menghapus atau merobohkan tugu yang menjadi icon dari sebuah perguruan, namun jika sebuah masalah dengan kasus rebel seperti itu di selesaikan dengan cara aggresive seperti itu, maka pihak dari perguruan pasti tidak akan terima, dan mungkin saja angka kriminalitas akan makin bertambah, saya tidak setuju dengan cara seperti itu. Lebih baik dilakukan secara preventif, seperti edukasi di setiap Sekolah Dasar akan bahayanya resiko mengikuti sebuah Perguruan Beladiri, atau bisa juga diadakanya esktrakurikuler silat yang berkolaborasi dengan beberapa perguruan yang ada disekitar, dengan harapan pengawasan bisa dilakukan secara langsung, dan memiliki pihak yang bisa bertanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun