Bertepuk Sebelah Tangan
Lelah...
Seperti berjalan sendiri tanpamu
Letih...
Bagai ramai bertepuk tapi tak kunjung berbunyi
Hanya bisa membersihkan abu yang setiap hari menumpuk
Menumpahkannya ke dalam kotak sampah dengan sedih
Berfikir bagaimana caranya menghentikan ini
Sampai tak mau lagi memikirkannya
Karna tanganku bosan menanti
Tawa...
Hanya canda yang mengiringinya
Sakit...
Hingga tak tersadar bahwa itu adalah penyakit
Bagaimana maksud kan tercapai
Jika tak rela mengorbankan kesenangan semu
Berfikir bagaimana caranya
Namun separuh jiwaku tak mau memikirkannya
Cinta...
Tak ada cinta tanpa dua tanganyang bergandengan erat
Sayang...
Tak ada sayang tanpa usaha yang menuntut pengorbanan
Tidakkah kau tau, sepertinya akulah yang bersalah
Hingga aku melakukan apa saja untuk memperbaikinya
Tapi tidak denganmu, kau tetap dalam kesenangan semu
Bergelimang asap tanpa mau menelaah dimana rusaknya
Dan...
Dan aku tak lagi mampu berharap sebuah keberhasilan
Lalu...
Aku kan membiarkannya berjalan begitu saja
Sebab tak kan berhasil tanpa berkorban
Tak kan sempurna tanpa tautan kerjasama
Kini...
Tanganku tak kan menghasilkan bunyi
Jika tepukan itu hanya sebelah saja
Tanpa tanganmu yang ikut bekerja
Jika belum menemukan jalan untuk menang
Maka bersabar adalah jalan keluar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H