Mohon tunggu...
Mutia FaridaMustafa
Mutia FaridaMustafa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

Sedikit suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Budaya Ramah Tamah Warga +62

11 Agustus 2022   11:29 Diperbarui: 11 Agustus 2022   12:00 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Warga Indonesia dikenal sebagai warga yang sangat ramah kepada orang lain. Bahkan, di tahun 2019, sifat ini membawa Indonesia pada urutan 8 Negara Paling Ramah menurut Expat Insider. Memang benar, negara kita memiliki karakteristik kesopanan dan kehangatan. Sebagai gambaran, keramah-tamahan warga kita dapat dilihat dari : tersenyum lebar ketika berpapasan dengan orang lain, sifat tolong menolongnya, asas gotong royongnya, dan banyak hal lainnya. Sifat tersebut tidak semata-mata terdapat di satu daerah saja, tetapi tersebar di seluruh negeri. Dari Sabang samapi Merauke. Dengan berbagai macam keberagaman, kita mampu menyelaraskan sifat keramah-tamahan tersebut sebagai sebuah identitas. Tambahan lagi, Indonesia manjadi salah satu negara yang disebutkan dalam daftar “1000 Ultimate Experiences”  dilansir dari buku Lonely Planet. Kabarnya, selain karena budayanya, para turis terpikat untuk datang ke Indonesia juga karena kita ramah gais! Luar biasa sekali warga +62 kita!

Tapi, sifat yang katanya adalah ‘identitas’ diri kita sepertinya hanya berlaku di dunia nyata. Tidak berlaku di dunia maya. Survei yang dilakukan Microsoft yang bertajuk Digital Civility Index (DCI) 2020 sekiranya telah membuat warga+62 kita tidak terima. Fyi, survey ini adalah sebuah system yang mencantumkan total 32 negara, dan negara kita menjadi salah satu negara dengan peringkat terbawah. Yang secara tidak langsung menyatakan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang warganya paling tidak sopan dalam interaksi online. Spesifiknya, negara kita berada di peringkat 29 dari 32 negara. Setidaknya ada 3 indikator penilaian Microsoft dalam survey ini, yaitu hoax dan scam, ujaran kebencian, dan diskriminasi. Dan Indonesia menempat peringkat 4 dari belakang? Sungguh miris!.

Sedikit banyak saya setuju dengan hasil survey DCI. Kenapa? Apakah karna saya tidak cinta negara saya sendiri? Yaaa walaupun impian saya adalah untuk tinggal di London, tapi saya tetap cinta banget kok sama tanah kelahiran saya ini. Justru saya membahas topik ini karena kecintaan saya sama Indonesia. Gini deh. Sini coba saya tanya. Kalau saya meminta kalian semua untuk mendeskripsikan tentang media sosial di Indonesia. Kira- kira apa yang terlintas di pikiran kalian? Satu kata aja deh. Pasti salah satunya adalah hate speech, buzzer, hoaks. Kalau kalian denial, coba deh buka twitter. Setiap ada keributan, coba liat deh komentarnya. Parah banget kan? Saya saja sampai ngeri bacanya!.

Jadi, sebenarnya yang jadi karakteristik kita ini yang mana? Apakah kita akan diam saja ketika identitas kita berubah dari yang baik menjadi buruk tanpa ada upaya untuk mengubahnya? Apakah kita akan membiarkan nama baik kita tercoreng hanya karena perbuatan kita yang sekarang jadi ‘membudayakan’ bersembunyi di balik ketikan? Kita ini Indonesia lho. Bhinneka Tunggal Ika lho. Negara yang memikat dengan keramah-tamahannya lho. Yang tidak menghakimi orang lain lalu pergi begitu saja tanpa bertanggung jawab atas apa yang telah disampaikan. Bukan negara yang secara asal menilai tanpa mencari tahu terlebih dahulu kebenarannya. Mari kita buktikan kalau negara kita itu bukan negara yang memiliki keramahan semu semata, dengan lebih mempertimbangkan tentang semua hal yang akan kita sampaikan, serta bertanggung jawab atas apa yang terujar dari diri kita!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun