Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepenggal Kisah di Kawah Candradimuka yang Becek

2 September 2016   10:39 Diperbarui: 2 September 2016   11:04 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: catatansimiko.blogspot.com

Di kawah candradimuka yang becek ini
Arjuna dan Sembadra menunggu sampan
Hendak menyeberang menuju air yang mewangi
Di setengah perjalanan gelap malam, di sebab Bunda Kunti sedang sakit


Sampan datang penuh tambal sulam
Jantungnya ditongkrongi segerombolan penyamun dan seorang pelacur
Yang sepertinya sudah lama memintal sarang
Menelurkan muslihat jahat, di sampan tambal sulam


Tiada pilihan lain….
Arjuna dan Sembadra menaiki sampan penyamun
Sedang Abimanyu yang terlelap di pangkuan Arjuna
Masih ingin menyandarkan lelap, di lambung sampan


Sampan bergerak berderit
Di nakhodai perompak, bukan ke tengah lautan
Menyilang jalan menepikan sampan
Di sarang perampok jalanan


Saat sampan ditepikan, lampu remang dimatikan
Lalu…. Naik dua asongan jalang
Menjajajakan detak waktu pelingkar tangan
Yang katanya harganya mahal, padahal murahan


Dari buritan sampan
Naik empat pencopet dan centeng begundal
Si pencopet merangsek ke depan
Sedang centeng begundal, pasang badan di buritan sampan


Arjuna mencium bau busuk muslihat malam
Pada saat tangan pencopet menggerayang ransel Abimanyu
Panah amarah Arjuna menancap di lengan pencopet malam
Pencopet geram, Arjuna meradang, cekcokpun menggema


Candradimuka yang becek, masihlah becek air kotor kedurjanaan
Belum dikeringkan sang penguasa kerajaan penjilat malam
Entah sampai kapan
Sedang korban-korban masih berjatuhan


NKRI, 02 September 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun