Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

[Puisi] Karya Sastra Terpenjara di Hati Ini

23 Agustus 2016   01:59 Diperbarui: 23 Agustus 2016   15:09 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: pixabay.com

Dia menghunus pedang bara, ditusukkan di relung hati
Asap kedengkian yang mengepul, ia tiup ke ubun-ubun
Panas yang menyengat sangat, membakar telinga  
Kiri merah membara, kanan merah menyala  

Dia menerjang dan menendang dada yang bergemuruh
Tangannya yang lembut, kasar sangat menampar jiwa
Membanting keinginan, menggigilkan angan
Meremas kertas-kertas harapan, dilempar-lempar berantakan 

Dia merebut pena kebebasan, dinding-dinding ruang
Dicoretnya tak beraturan, melingkar dan menyilang
Pena yang direbutnya, dilempar ke lantai sekuat tenaga
Lantas diinjaknya tertekuk, remuk tak berbentuk  

Dia membawa gelap dan kalap keadaan
Lampu terang pecah, dihantam tongkat kejengkelan
Gelap ruang angan, tak lagi mampu meraba
Dinding-dinding karya sastra menghitam, kelam dan suram

Dia datang berselimut sutera duniawi
Menunjuk-nunjuk dengan tangan kiri
Kertas-kertas harapan yang berantakan, ia caci maki
Kamar yang gelap, ditutup kencang sangat
Blammmm!!!! Karya Sastra Terpenjara di Hati Ini

NKRI, 02:01 WIB - 23 Agustus 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun