Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Paradoks

11 April 2017   13:45 Diperbarui: 11 April 2017   21:00 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber: m.tokopedia.com/iyaka"][/caption]

Kukalungkan huruf "A"
Di hatimu yang membatu, kata mereka
Mengapa?
Aku telah jatuh
Di bening sudut indahnya netramu
Membakar hatiku yang juga membatu

Untukmu
Aku lebih suka kalung daripada cincin permata
Sebab hatiku ingin kulekatkan di hatimu
Agar hati kita tak lagi membatu

Hari-hariku membara
Di nyala bibir tanpa gincu
Yang kau hadirkan hanya untukku
Di selimut siang malamku

Masa hanyut oleh kenangan
Membentur karang tradisi
Di dua tonggak batu pembatas samudera cinta
Sebab aku hanya mampu memberimu "A"
Yang aku kalungkan dari seutas tali cinta
Tanpa taburan permata

Masa pula yang kembali mempertemukan kita
Tetapi telah ada beda
Mengapa?
Sebab di jemari halusmu yang masih kurasa
Telah melingkar cincin bertatahkan permata

Aku hanya mampu bertanya,
"Bagaimana kabarmu?
Kaupun menjawab,
"Baik" seraya menunduk meninggalkanku
Sedang aku tertegun....
Melihat "A" yang masih bersembunyi di hatimu

....10 April 2017....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun