Yang melengking
Hening malam ditangkap pena, tersungging
Naik turun amarah diredam tabah yang masih bersila
Di depan masihlah gulita
Yang mendesah dekat mata
Menampar rebah masihlah terbata
Pena bergerak patah-patah menata Â
Mengikuti irama tertangkap telinga, memainkan kata
Siang bergemuruh
Meruntuhkan keinginan yang ditimbun beban
Sedang punggung mengeluhkan jalan terjal
Dan hasta masih ingin terkapar telentang
Sayup sinar datang
Membisikkan semangat merentang siang malam
"Anganmu seibarat merobek dara".
Pena yang bergerak patah menata
Membangunkan hasta melempar beban keinginan
Dinding-dinding lontar ia susun menjadi kitab sejarah masa
Tiap lembarnya di kisah harapan dan kenangan
Dari rangkaian mutiara diksi dan arkais bertinta emas
Pena bergerak tak lagi patah-patah menata
Kini melukis langit sastra laksana raja pujangga
Menimbun pustaka
Dengan lautan kitab sastra
NKRI, 17 : 09 WIB - 07082016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H