Ia datang
mengepal batu keinginan
dihantamkan ke dada kanan
lantas dipuntir ke kiri dengan keras
darah yang muncrat
melukis amarah terpendam
di kain putih penutup dada kiri
masihlah basah, biarkan
ia yang datang
membawa tinta hitam
menjelajah ruang-ruang kekurangan
dicatat pada bermacam kitab berjudul buram
yang putih tertata susah payah diupayakan
disisihkan dan dilemparkan
agar ketimpangan
mampu dipermainkan saat dibutuhkan
ia yang datang menenteng keinginan
berat kiri terlihat
baginya adalah kemenangan
menyumpal impian, yang harusnya diwujudkan
sedangkan yang kanan
ia isi kertas-kertas tagihan bertinta emas
dipaksa sodorkan
atas nama slogan "Jer Basuki Mawa Bea"
Hanya untuknya.... tertanda, titik!
tak boleh ada tanda yang lain....
NKRI, 03:17 - 30072016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H