Kutatap bunga layu nan renta
Di tanah kering merana
Pada daunnya yang tak seberapa
Lemah dilambai-lambaikan angin berharap
“Tuan...., beri aku air” lirih suaranya
Siang malam, aku berlari
Mencari mata air
Di bawah pohon beringin nan angkuh
Di balik istana batu nan bisu, aku meminta
Tiada kudapat air itu
Aku berlari ke arah rimbun pohon pisang
Di pinggir sawah yang tak lagi hijau
Daunnya kering meranggas, tanahnya retak-retak
Aku tak peduli, kusendal dan kuperas satu ruas
Kering tanpa air, setetespun....
Di pagi nan mendung, aku kembali berlari
Menemui bunga renta nan layu
Di tanah kering itu
Nyatanya…..
Ia telah mati
NKRI, 01 Pebruari 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H