Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berenang di Air Mata Tiada Tepian

16 Agustus 2016   01:22 Diperbarui: 16 Agustus 2016   02:15 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : pixabay.com

Jiwa yang dibalut abu-abu kehidupan
Selimut tradisi membekapnya untuk diam
Kalung dan gelang materi dilingkarkan
Bedak kepalsuan dan senyum kegetiran
Dipaksa dipertontonkan di pelaminan
Bersanding bukan dengan pujaan 

 
Jiwa yang kalut, menggelinjang
Hanya lari yang ada, pada benak kesendirian
Di tepi jurang sunyi, didorong jatuh menghunjam
Batu-batu cadas nan tajam
Merengkuhnya dalam kenestapaan
Di rantai penderitaan, ia disalahkan


Jiwa yang lusuh di pandang
Tak lagi menampak manis senyum kehidupan
Yang nampak hanya iba dan belas kasihan
Di tiap tapak gelap jalan sisa kehidupan
Lagu perih ia nyanyikan
Hanya untuk bebatuan
Hanya untuk dedaunan
Sungai air mata dan lautan luka hidup kepedihan
Ia renangi tiada tepian


NKRI, 23:49 WIB - 15082016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun