Jiwa yang dibalut abu-abu kehidupan
Selimut tradisi membekapnya untuk diam
Kalung dan gelang materi dilingkarkan
Bedak kepalsuan dan senyum kegetiran
Dipaksa dipertontonkan di pelaminan
Bersanding bukan dengan pujaanÂ
Â
Jiwa yang kalut, menggelinjang
Hanya lari yang ada, pada benak kesendirian
Di tepi jurang sunyi, didorong jatuh menghunjam
Batu-batu cadas nan tajam
Merengkuhnya dalam kenestapaan
Di rantai penderitaan, ia disalahkan
Jiwa yang lusuh di pandang
Tak lagi menampak manis senyum kehidupan
Yang nampak hanya iba dan belas kasihan
Di tiap tapak gelap jalan sisa kehidupan
Lagu perih ia nyanyikan
Hanya untuk bebatuan
Hanya untuk dedaunan
Sungai air mata dan lautan luka hidup kepedihan
Ia renangi tiada tepian
NKRI, 23:49 WIB - 15082016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H