Di kota ini, Surabaya menjadi saksi nyata
Jembatan Merah, palagan di ujung senja
Darah pahlawan membekas di tiang-tiangnya
Kisah perjuangan yang tak berbatas kata
Angin berbisik tentang tentara dan pejuang
Langit kelabu mengenang perlawanan panjang
Di sini, anak-anak negeri bertaruh nyawa
Melawan penjajah, rela luka-luka dan mati muda
Jembatan Merah, simpul air mata
Tempat para ibu menunggu kabar yang tak kunjung tiba
Di bawah langit yang luka, di atas sungai yang nestapa
Kenangan bertaut dalam sepi yang tak terkira
Di sini, tanah basah oleh tangis pertiwi
Jeritnya masih terngiang di mimpi-mimpi
Darah yang tumpah, api yang membara
Membakar semangat, membakar jiwa
Jembatan Merah, Surabaya
Kau tempat bangsa ini rela berkorban jiwa dan raga
Tak ada akhir dari kisahmu
Hanya gemuruh dan sunyi yang tak putus di palung waktu
Kini engkau tetap berdiri, diam dan abadi
Seperti bisikan angin, yang masih menyimpan seribu janji
Bukan sekadar jembatan, bukan sekadar satu tempat
Namun napas dan detak kota juang yang selalu kami ingat
Dulu, Kini, Selamanya, dan Tetap Selamanya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Kafe dan Gadis Cat Rambut Pirang
Baca juga: Sepasang Sandal Jepit
Baca juga: Kakek dan Secangkir Kopi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!