Koalisi menuju Pilpres 2024 begitu dinamis. Terjadi saling sikut dan bahkan sampai terlontar diksi pengkhianatan di berbagai media.
Politik mengasyikkan jika dapat berangkulan dan bermesraan. Menyakitkan jika sampai terjadi tikaman mematikan.
Politik itu kejam. Hanya mengedepankan bagaimana mempertahankan kekuasaan. Memang demikian dan dalam hal kontestasi pemilu terbukti adanya.
KKIR bubar berganti Koalisi Indonesia Maju. Partai Demokrat mundur dari KIB setelah dikhianati.
Siapa Menggandeng Siapa Menuju Pilpres 2024?
Dinamika siapa menggandeng siapa memakan korban. Lawan jadi kawan, kawan jadi lawan. Terbukti dan akan kembali terjadi.
Sabtu (02/09/2023), website KPU (kpu.go.id) menayangkan hitung mundur pemilu serentak. Terbaca jelas “164 Hari Menuju Pemilu Serentak Tahun 2024”.
164 hari masyarakat Indonesia menuju pesta demokrasi. Pesta lima tahun sekali. Khususnya menantikan siapa menggandeng siapa sebagai capres-cawapres untuk dapat melenggang ke KPU.
Nama-nama bermunculan dan mulai masyarakat nilai sebagai capres-cawapres potensial. Semuanya memiliki kelebihan dan kelemahan di mata pendukung dan penghujatnya.
Ganjar Pranowo yang diusung Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P), masih belum memunculkan nama calon wakil presiden sebagai pasangannya.
Prabowo Subianto yang diusung Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) sebagai calon presiden juga setali tiga uang dengan Ganjar Pranowo. Belum memunculkan sosok pendamping sebagai calon wakil presiden.