Tidak terasa sebentar lagi sudah Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah. Nuansa tradisi mudik lebaran begitu kental dipersiapkan dan telah dijalani oleh sebagian besar umat Islam, di manapun berada.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tradisi diartikan adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat. Sedangkan mudik diartikan pulang ke kampung halaman. Dan lebaran diartikan hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama sebulan. Tradisi mudik lebaran berarti kebiasaan turun-temurun masyarakat pulang ke kampung halaman untuk berhari raya bagi umat Islam setelah sebulan menjalani ibadah puasa.
Mudik memiliki makna yang sangat dalam bagi masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam. Selain untuk berkumpul dengan keluarga dan sanak saudara di kampung halaman, mudik menjadi ajang menjalin tali silaturahmi dan mempererat hubungan antar sesama. Kegiatan ini juga menjadi sarana untuk mengenang kembali kenangan masa lalu dan memperkokoh rasa cinta dan rindu pada tanah kelahiran.
Dalam tradisi mudik juga terdapat kebiasaan memberikan oleh-oleh khas daerah rantau kepada keluarga dan kerabat di kampung halaman. Sesuatu yang sepertinya harus dibawa pemudik dan ditunggu oleh keluarga maupun sanak saudara di kampung halaman.
Oleh-oleh merupakan simbol kepedulian dan kasih sayang yang ingin diberikan kepada keluarga dan kerabat di kampung halaman. Biasanya, oleh-oleh ini berupa makanan atau produk lokal yang hanya dapat ditemukan di daerah rantau ataupun daerah asal.
Saat menyiapkan oleh-oleh, pilihan bergantung pada alokasi dana para pemudik. Terpenting, membawa oleh-oleh yang unik dari daerah rantau. Oleh-oleh yang unik jelas berkaitan dengan jenis makanan maupun minuman khas antar daerah, antar pulau, bahkan antar negara.
Setiap daerah rantau di Indonesia memiliki oleh-oleh khasnya sendiri. Memberikan pilihan unik atau khas sebagai buah tangan yang tidak ada di kampung halaman.
Pulau Sumatra memiliki keberagaman oleh-oleh nan unik. Aceh misalnya, memiliki Bakpia Aceh, Kue Bhoi, Kue Keukarah hingga Kopi Aceh yang memiliki cita rasa dan aroma unik. Medan memiliki Bika Ambon, Teri Bajak, hingga Kopi Sidikalang yang memiliki kualitas rasa tinggi. Lampung sebagai penghasil pisang memiliki produk Kripik Pisang dan Pie Pisang dengan berbagai varian rasa, Lempuk Durian, Bejak Enjak  hingga Kopi Lampung yang punya cita rasa pahit dan berwarna hitam pekat.
Pulau Jawa juga kaya makanan dan minuman khas yang bisa dibawa sebagai oleh-oleh saat mudik. Banten memiliki Ceplis dan Sagon Bakar. Bandung memiliki makanan khas Peuyeum, Pisang Bolen, hingga Brownies Panggang. Jogja dan Solo dengan Bakpia, Yangko, Geplak dan lainnya yang serba manis menggoda, hingga racikan Wedang Uwuh dalam kemasan untuk oleh-oleh mudik lebaran.
Jawa Timur dengan Madura yang memiliki oleh-oleh khas seperti Keripik Tette, Jubada, Rengginang Lorjuk, hingga Petis Madura. Surabaya memiliki Spikoe Resep Kuno maupun Sambal Cuk. Â Belum lagi Jember dengan Suwar-Suwir, Malang memiliki aneka Keripik Buah, dan Banyuwangi dengan Bagiak hingga Sale Pisang bermacam varian rasa.