Kurikulum Merdeka adalah salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah lewat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai bagian memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia.
Salah satu alasan utama mengapa Kemendikbud memperkenalkan Kurikulum Merdeka adalah untuk memberikan kebebasan dan fleksibilitas yang lebih besar kepada sekolah dan guru dalam merancang program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik.
Dalam Kurikulum Merdeka, sekolah dan guru memiliki lebih banyak kewenangan memilih metode pembelajaran yang paling cocok untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Tujuan penerapan Kurikulum Merdeka di atas sesuai dengan yang disampaikan Mendikbudristek (BSKAP Kemendikbudristek, 2022) berkaitan dengan tiga keunggulan penerapan Kurikulum Merdeka, yaitu: (1) fokus pada materi esensial; (2) memberi jam pelajaran khusus bagi pengembangan karakter, dan (3) memberi fleksibilitas bagi sekolah untuk merancang Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP). Â Â
Ada 4 strategi sekolah untuk menerapkan dan mengembangkan Kurikulum Merdeka.
Pertama, Studi Tiru ke Sekolah Penggerak
Sekolah Penggerak sudah tersebar di berbagai daerah. Memberi peluang untuk sekolah yang ingin memulai dan mengembangkan Implementasi Kurikulum Merdeka melakukan ATM (amati, tiru, dan modifikasi).
Sekolah Penggerak didorong pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Mencakup aspek peningkatan kualitas guru, fasilitas, kurikulum, dan partisipasi masyarakat dalam pendidikan.
Dikutip dari laman sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id, Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
Studi tiru dilakukan ke Sekolah Penggerak dengan mempertimbangkan bahwa Sekolah Penggerak telah mempunyai Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP), Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), Capaian Pembelajaran (CP), Modul Ajar, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), dan Program Unggulan Sekolah.
KOSP, ATP, dan CP bisa dipelajari sekolah yang melakukan studi tiru lewat diskusi dengan guru di Sekolah Penggerak. P5 dan program unggulan Sekolah Penggerak merupakan kegiatan kokurikuler yang dititipkan dan wajib dilaksanakan melalui kegiatan proyek di sekolah Penggerak. Baik P5 dan program unggulan Sekolah Penggerak bisa langsung dipelajari dan didalami guru di Sekolah Penggerak.
Artinya, Sekolah Penggerak telah berproses pada: (1) menciptakan lingkungan belajar aman, nyaman, inklusif, dan menyenangkan; (2) memfasilitasi pembelajaran berpusat pada murid; dan (3) menjadi sekolah yang mandiri dalam refleksi dan pengimbasan.
Amati, tiru, dan modifikasi (ATM) adalah konsep yang umum digunakan dalam mengadopsi suatu model atau program ke dalam lingkungan sekolah. Konsep ini juga bisa diterapkan ketika sekolah melakukan studi tiru ke Sekolah Penggerak.
Studi tiru di SMPN 7 Kota Probolinggo-Jawa Timur merupakan salah satu contoh dan bukti bahwa Sekolah Penggerak dapat dijadikan sebagai model memulai dan mengembangkan IKM. Kegiatan P5 di SMPN 7 Kota Probolinggo dilakukan lewat kegiatan proyek kolaboratif antar mata pelajaran berbasis kearifan lokal. Hasil proyek oleh siswa diolah menjadi majalah mini dan bacaan digital. Membuktikan SMPN 7 Kota Probolinggo telah mengembangkan Implementasi Kurikulum Merdeka.Â
Perlu diingat bahwa tidak semua program atau strategi yang diterapkan di Sekolah Penggerak bisa secara langsung diterapkan di sekolah yang memulai IKM. Oleh karena itu, perlu melakukan modifikasi dan penyesuaian program atau strategi yang telah ditiru agar sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan di lingkungan sekolah yang memulai dan ingin mengembangkan IKM.
Kedua, Membentuk Komunitas
Sekolah dalam memulai dan mengembangkan IKM perlu membentuk beberapa komunitas yang dapat bekerja sama untuk mendukung proses implementasi.
Beberapa komunitas yang dapat dibentuk adalah:
(1) Komunitas Guru: Komunitas yang sangat penting dalam proses implementasi Kurikulum Merdeka. Guru perlu bekerja sama untuk merancang program pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, serta memilih metode pembelajaran yang efektif dan inovatif.Â
(2) Komunitas Orang Tua: Merupakan mitra penting bagi sekolah dalam mendukung proses pembelajaran siswa. Komunitas orang tua dapat bekerja sama dengan sekolah untuk mengembangkan program pembelajaran yang lebih efektif, serta membantu siswa dalam mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi dalam proses belajar.
(3) Komunitas Alumni: Berperan penting dalam memberikan masukan dan saran kepada sekolah dalam merancang program pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Komunitas alumni juga dapat memberikan bantuan dalam mengembangkan program kerja sama antara sekolah dan perusahaan.
(4) Komunitas Industri: Mengembangkan program pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan industri. Komunitas industri juga dapat memberikan dukungan dalam bentuk pelatihan dan magang bagi siswa.
(5) Komunitas Masyarakat: Membantu sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memberikan dukungan moral dan material.Â
Dengan membentuk berbagai komunitas yang saling mendukung, sekolah dapat memperkuat proses Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), mewujudkan merdeka belajar, dan meningkatkan kualitas pendidikan bagi siswa.
Ketiga, Memanfaatkan PMM
Dalam rangka Implementasi Kurikulum Merdeka, Kemendikbudristek memberikan bimbingan teknis dan dukungan kepada guru dan sekolah untuk melaksanakan dan mengembangkan Kurikulum Merdeka lewat Platform Merdeka Mengajar (PMM).
Lebih rinci, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Nasional (BSKAP Kemendikbudristek, 2023) menyampaikan bahwa PMM menyediakan banyak contoh kurikulum operasional, modul ajar, dan dokumen lain yang diperlukan untuk menerapkan Kurikulum Merdeka. Â
Dikutip dari merdekabelajar.kemdikbud.go.id, ada 3 jenis kegiatan yang bisa dilakukan guru dengan PMM, yaitu :
(1) Mengajar. PMM menyediakan referensi bagi guru untuk mengembangkan praktik mengajar sesuai dengan Kurikulum Merdeka.
Pada fitur "Perangkat Ajar", guru bisa mengakses lebih dari 2.000 referensi perangkat ajar berbasis Kurikulum Merdeka. Sedangkan pada fitur "Asesmen Murid", membantu guru melakukan analisis diagnostik literasi dan numerasi dengan cepat sehingga dapat menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan peserta didik.
(2) Belajar. PMM memberikan kesempatan yang setara bagi guru untuk terus belajar dan mengembangkan kompetensinya kapan pun dan di mana pun.
Fitur "Pelatihan Mandiri" memungkinkan guru dapat memperoleh materi pelatihan berkualitas dengan mengaksesnya secara mandiri. Sedangkan pada fitur "Guru Inspirasi", guru bisa mendapatkan beragam video inspiratif untuk mengembangkan diri.
(3) Berkarya. PMM mendorong guru untuk terus berkarya dan menyediakan wadah berbagi praktik baik.
Pada fitur "Bukti Karya Saya", guru dapat membangun portofolio hasil karyanya agar dapat saling berbagi inspirasi dan berkolaborasi. Â
Dengan adanya Platform Merdeka Mengajar, diharapkan akan terjadi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, sehingga mampu menghasilkan generasi muda yang cerdas, kompetitif, dan mampu bersaing di era globalisasi.
Keempat, Mendorong Guru Mengikuti PPGP
Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan selama 6 bulan bagi Calon Guru Penggerak.Â
Guru dapat meningkatkan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid. Selama pelaksanaan program, guru akan dibimbing oleh instruktur, fasilitator, dan pengajar praktik yang profesional.
Dalam PPGP, Calon Guru Penggerak (CGP) mendapatkan pelatihan dan pengembangan profesional yang terintegrasi dengan praktek di lapangan. Pelatihan meliputi peningkatan keterampilan pedagogis, pengembangan kurikulum, penggunaan teknologi pendidikan, dan pengembangan karakter.
PPGP mendorong para CGP mengeksplorasi Modul Filosofis Pendidikan Nasional, Nilai dan Peran Guru Penggerak, Visi Guru Penggerak, Budaya Positif, Pembelajaran Berdiferensiasi, Pembelajaran Sosial dan Emosional, Coaching untuk Supervisi Akademik, Student Agency, dan Pengembangan Diri Berkelanjutan.
Para CGP dari jenjang pendidikan dasar dan menengah disatukan dalam satu kelas. Saling berbagi praktik baik (best practice) selama mengajar dan pengalaman mendidik. Membuka cakrawala keilmuan profesi guru bahwa apa yang dilakukan para guru kelas rendah dalam merancang dan membuat media pembelajaran (seperti merancang Movable Book dan Poster 3D) bisa diadopsi untuk dilakukan langsung oleh murid dalam bentuk produk hasil belajar di jenjang SMP/Sederajat dan SMA/Sederajat.
Kehadiran Fasilitator dan Instruktur di PPGP juga mampu menghadirkan mentoring. Membuka cakrawala pemanfaatan teknologi berbasis internet seperti pemanfaatan padlet, google aplikasi, canva dan lainnya untuk pembelajaran. Juga sharing strategi pembelajaran active learning dan problem solving seperti pendekatan pembelajaran STEAM yang ternyata bisa dilakukan dengan cara-cara sederhana. Contohya bagaimana telur ayam yang dijatuhkan dari ketinggian 2 meter tidak pecah dan membuat karya seni memanfaatkan teknologi digital.
Pendekatan pembelajaran STEAM mendorong siswa untuk belajar dengan cara yang lebih kontekstual dan menarik, mengaitkan materi pelajaran dengan konteks dunia nyata, serta memungkinkan siswa untuk belajar secara kreatif menggunakan berbagai alat dan teknologi modern. Membantu siswa mempersiapkan diri dengan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja yang semakin kompleks dan dinamis.
Wasana Kata
Dinamika global dan pergeseran nilai-nilai lokalitas penting untuk disikapi secara bijak oleh semua pihak. Menjadi tanggung jawab dunia pendidikan untuk menghadapi tantangan-tantangan generasi penerus bangsa di era globalisasi.
Kurikulum Merdeka berusaha menjawab tantangan zaman. Mendorong sekolah dan guru mengembangkan pendekatan pembelajaran yang kontekstual, mengintegrasikan aspek kehidupan nyata ke dalam kurikulum secara dinamis dan mewujudkan merdeka belajar.
Implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah dapat dimulai dan dikembangkan dengan strategi studi tiru, membentuk komunitas, memanfaatkan PMM, dan mendorong guru mengikuti PPGP. Empat strategi yang saling mengisi untuk secara holistik menancapkan perubahan paradigma pendidikan abad 21 guna menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks, bervisi global dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai lokalitas yang ada.
Referensi:
Kemendikbudristek, BSKAP. (9 Agustus 2022). Pesan Mas Menteri tentang Kurikulum Merdeka [Video]. Youtube. https://www.youtube.com/watch?v=tEEqPM1ZevQ
Kemendikbudristek, BSKAP. (24 Januari 2023). Kenali Kurikulum Merdeka, Tingkatkan Kualitas Pembelajaran (Bagian 2) [Video]. Youtube. https://www.youtube.com/watch?v=dHGS_8UFF3k
Sumber Website:
https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id/
https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/
https://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/episode_15/web
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H