Detak jam menghentikan kokok ayam
Membuka jendela-jendela
Melebarkan pintu-pintu Â
HarapanYa... Harapan di anak tangga naik itu
Dari dia yang rambutnya rontok
Wajah memucat
Gemetaran
Aku tak tega untuk berpaling
Hanya mampu diam
Tetap diam
Mengapa, kawan?
Sebab anak tangga telah melukisku di masa depan
Entah kapan...
Baca juga: Puisi dan Medan Laga
Kawan
Telah ada dia, dan mungkin kita, mungkin
Di masa depan, entah kapan...
Dari dia yang rambutnya rontok
Wajah memucat
Gemetaran
Hanya mampu diam
Tetap diam
Sebab anak tangga telah melukisku di masa depan
Entah kapan...
Telah ada dia, dan mungkin kita, mungkin
Di masa depan, entah kapan...
arS, 16.02.2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Baca juga: Puisi: Edelweis
Baca juga: Orang-Orang Hebat yang Merakyat (1)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!