Ada suara tertangkap tanpa aksara
Kegelapan tak seperti malam yang diartikan
Awal mengeja makna kalam di genggam TuhanKaki-kaki telanjang jejak di selasar kenangan
Memainkan riang berlarian di kecipak air hujan
Dan rumput-rumput sedikitpun tak mengeluh kesakitan
Terkadang jendela menjadi tumpuan kesenduan
Terhalang panas dan dingin yang menyergap rangka
Dan tetes-tetes embun kepagian menghias bening kaca
November
Adalah hujan
Adalah kemarau
Masih menanda kehidupan
Di angka untuk yang kesekian
Memainkan riang berlarian di kecipak air hujan
Dan rumput-rumput sedikitpun tak mengeluh kesakitan
Terhalang panas dan dingin yang menyergap rangka
Dan tetes-tetes embun kepagian menghias bening kaca
Adalah hujan
Adalah kemarau
Masih menanda kehidupan
Di angka untuk yang kesekian
Baca juga: Anak Lelaki di Atas Sebongkah Batu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Teladan Nyata Guru di Hari Sumpah Pemuda
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!