Mohon tunggu...
ARHIEF ER. SHALEH
ARHIEF ER. SHALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Sepi dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dari Anyer ke Panarukan

27 Agustus 2022   17:13 Diperbarui: 27 Agustus 2022   17:17 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seribu kilometer, belum menemukan ujung
Kata-kata masih mengumpat
Di atas jasad-jasad
Siang malam tanpa wangi nama

Nun, di pintu gerbang selatan istana
Pemetik gitar mulai memainkan peran
Memantik iba, memetik gerak kehidupan
Masih membiru, seperti dulu

Di Kasunanan, gedung-gedung dan benteng-benteng
Masih menghampar kejayaan kisah lama
Namun sayang
Angin diam dan warna dedaunan disembunyikan

Di kota tua, sekilas simpang lima
Terlewati deru roda
Tak sempat memotret kehidupan zaman
Dan katanya, hanya sebatas pembisuan

Melintasi arah Kenjeran
Pusara berbiola masih berdiam diri
Dan orang-orang sebatas membaca sebaris nama
Enggan menghampiri, enggan menabur bunga

Panarukan, tak tampak lagi asap-asap kejayaan
Hilang deru mesin-mesin bangsa Eropa
Dan satu gerbong kereta
Menjelma loepa

ArifRSaleh
Glenmore, 26.08.2022

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun