Saat berjualan es di Terminal Kali Deres, Yusuf Mansur berkenalan dengan seorang polisi dan mengajak untuk terlibat di LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat).
Pengalaman di LSM menginspirasi Yusuf Mansur untuk menerbitkan buku "Wisata Hati Mencari Tuhan yang Hilang". Bukunya laris manis dan banyak undangan ceramah dan bedah buku di forum pengajian.
Sering tampil di forum pengajian berdampak kehidupan yang lebih baik. Ustaz Yusuf Mansur kemudian mendirikan Yayasan Wisata Hati. Dari sinilah mulai berkembang program bisnis dan investasi yang menggurita.
Sektor bisnis merambah kuliner. Usaha gerai kuliner tersebar luas di Indonesia, yakni Waroeng Steak and Shake, gerai Bebek H Slamet, dan Steak Obonk.
Hingga akhir 2021, Ustadz Yusuf Mansur menargetkan jumlah gerai usaha kulinernya bisa mencapai 200 unit. Total nilai transaksi usaha kuliner diperkirakan mencapai Rp 500 miliar per tahun.
Bisnis sektor pariwisata dikembangkan lewat Wisata Hati Tour & Travel. Lantas melebarkan sayap bisnis dengan pengembangan Darul Quran (Daqu) Tour and Travel.
Mendukung sektor bisnis pariwisata, Ustaz Yusuf Mansur juga memiliki bisnis hotel di Yogyakarta dan Tangerang. Namun tersandung kasus gugatan oleh pihak yang merasa dirugikan dalam pembangunan hotel tersebut.
Di bidang keuangan, PayTren yang didirikan sejak 24 Oktober 2017 ramai diperbincangkan publik karena adanya gugatan dari sejumlah pihak.
PayTren adalah aplikasi yang bisa diunduh dari smartphone. Dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti melakukan pembayaran pulsa, tagihan listrik, token listrik, PDAM, cicilan, BPJS Kesehatan, Indihome, voucher games, tiket kereta, pesawat, dan sebagainya.
Selain aplikasi, Paytren juga bisa merujuk pada perusahaan pengelola investasi atau manajer investasi, yakni Paytren Aset Manajemen yang juga dirintis Ustaz Yusuf Mansur. (lihat sumber)
Beragam investasi juga dalam kendali Ustaz Yusuf Mansur yang telah membeli saham PT Bank MNC Internasional. Dirinya juga pemilik saham dari PT Info Media Digital atau Tempo.co, dan juga memiliki saham BRI Syariah.
Bukan hanya berkecimpung di saham media, investasi pada klub sepak bola Polandia (Lechia Gdansk) juga direngkuh. Termasuk memiliki saham PT Zebra Nusantara, perusahaan yang bergerak di bidang logistik.