"Orang mana, Pak?" Tanyaku lagi.
"Kurang tahu. Tadi sempat ngobrol di terminal dan setelah saya ajak untuk dijadikan ART dia mau." Jelas Satpam.
Aku hanya geleng-geleng kepala dan auto cut. Bisa dibayangkan kalau Ibu Tinah jadi ART di rumah, juragannya yang sibuk ngepel.
Belum lagi membayangkan seandainya anak kami diasuh Ibu Tinah nan dekil. Seperti apa ya Pembaca nan bijak?... Sila kasih komentar.
 Â
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!