Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Calon ART nan Dekil, Auto Cut!

24 November 2021   16:03 Diperbarui: 24 November 2021   17:22 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain saudara, rekan kerja, dan teman yang sudah dikenal baik, mencari ART bisa dilakukan dengan meminta bantuan ke sesama ART yang ada di lingkungan perumahan, pedagang kelililing, dan juga Satpam.

Penulis pernah mencoba meminta bantuan Satpam di sekitar perumahan. Kebetulan Satpam bersedia membantu. Tentu ada upah sebagai pemancing usaha.

Kedatangan Calon ART nan Dekil

Suatu siang di Hari Minggu, Satpam membawa seseorang ke rumah. Segera kami suruh masuk dan persilakan duduk di ruang tamu.

Penulis dan istri langsung fokus ke orang yang dibawa Satpam. Sudah cukup tua, berkebaya kumal, membawa bungkusan tas kresek (tas plastik) cukup besar warna merah lusuh.

Sebagai orang yang menghormati tamu, istri menghidangkan teh dan kue. Kami segera mempersilakan minum dan mencicipi kue. Lanjut ke ngobrol sesuai keperluan.

"Ibu ini siapa, Pak Satpam?"  

"Ibu calon ART, sesuai pesanan Bapak tempo hari."

Penulis dengan istri saling pandang mesra. Berusaha memahami dan menguasai keadaan. Sedangkan Ibu calon ART membuka bungkusan tas kresek dan mengeluarkan bungkusan kecil tas kresek warna hitam berisi bahan nginang atau bersirih.

Suasana hening cukup lama manakala perhatian kami tertuju pada Ibu calon ART yang sudah cukup lamban meracik selembar daun sirih, kapur, dan gambir. Lantas mengunyah dengan nyaman, senyaman rujak cingur nan pedas.

"Nama Ibu siapa?" Tanya istri.

Ibu calon ART tidak segera menjawab. Asyik dengan nginangnya yang tampak dari geal-geol kanan-kiri bibirnya yang mulai berwarna merah merona.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun