Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sirkuit Mandalika dan Potensi Kearifan Lokal, dari Noise ke Voice

18 November 2021   23:50 Diperbarui: 19 November 2021   00:26 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desa Sade nan eksotis. Sumber: indonesia.travel

Di titik inilah, sport tourism Sirkuit Mandalika dibangun dan terus dikembangkan untuk lebih mengenalkan eksotisme wisata lokal dan nasional untuk lebih mendunia. Sirkuit Mandalika mulai dibangun pada tahun 2018 yang dikelola oleh ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation).

Dikutip dari kompas.com, edisi 15 November 2021, pembangunan Sirkuit Mandalika menelan biaya Rp 1,1 triliun yang dapat menampung ratusan ribu penonton. Sirkuit ini dibangun dengan teknologi stone mastic asphalt (SMA). Mempunyai panjang 4,3 km dengan 17 tikungan. Mempunyai 40 garasi pada area paddock yang dibangun secara permanen, dengan bagian atasnya terdapat ruang pers dan liputan.

Apa hasilnya dari pembangunan Sirkuit Mandalika sebagai sport tourism? Luar biasa, betapa keindahan alam dan budaya dipadu wisata olahraga menyajikan tontonan dan pemandangan yang menakjubkan. Belum lagi kedatangan ratusan ribu wisatawan, jelas mendatangkan devisa dan keuntungan sektor pariwisata dalam negeri. Amazing banget!.

Kemegahan sirkuit dapat disaksikan sangat indah dari beberapa point of view Bukit Merese, Bukit Seger, Bukit Tunak dan lainnya. Lihat tayangan video dan fokus keindahannya yang luar biasa di bawah ini! Sungguh sangat menakjubkan.


Sembari menunggu geberan WSBK dan MotoGP 2022, berenanglah di Tanjung Aan nan eksotis. Bersepeda dan menikmati keindahan lanskap di sekitar Mandalika. Lakukan jogging di pantai Mandalika nan mempesona. Trekking di Bukit Merese dengan bonus matahari senja nan cantik. Uji nyalimu dengan berselancar di Pantai Seger.

Pantai Tanjung Aan. Sumber: indonesia.travel
Pantai Tanjung Aan. Sumber: indonesia.travel

Namun sayang, eksotisme Mandalika dengan kemegahan sirkuitnya masih menyisakan beberapa persoalan. Dikutip dari cnnindonesia.com, Komnas HAM mengungkap sebanyak 48 warga korban penggusuran belum mendapatkan ganti rugi dari PT. ITDC.

Persoalan lainnya, masih ada beberapa penduduk di sekitar Sirkuit Mandalika belum direlokasi. Terlihat dari tampilan video pada menit 7.15 adanya aktivitas beberapa penduduk dan hewan. Tentu permasalahan-permasalahan ini jangan sampai menjadi "Noise" berkepanjangan dan harus ada jalan tengah menyikapi secara bijak.

Bagaimana jalan keluarnya? Menarik sekedar sebagai masukan karena bagaimanapun aktivitas masyarakat lokal bagian dari potensi wisata menyeluruh jika dikelola secara bijak. Sehingga masyarakat sekitar perlu dirangkul untuk dijkembangkan menjadi Desa Wisata Unggulan di sekitar Sirkuit Mandalika.

Potensi pengembangan sumber daya manusia lebih diarahkan untuk membuka komunikasi dengan mengembangkan bahasa internasional yang dapat dimulai di jenjang sekolah. Menyiapkan kekuatan generasi lokal sebagai tuan yang siap menyambut tamunya dengan ramah. Tidak menggantungkan pada sumber daya manusia dari luar daerah, apalagi dari luar negeri. Tetapi, juga tidak menutup konektivitas dengan jejaring antar daerah maupun antar negara.

Demikian juga, pengamat, peneliti, relawan HAM, sebisa mungkin ikut andil dalam program pendampingan pemberdayaan masyarakat untuk mewujudkan Desa Wisata di kawasan Sirkuit Mandalika dan memperjuangkan hak secara adil. Mereka jangan hanya mengambil posisi "noise" (kebisingan) yang hanya lantang menyuarakan masalah dan kekurangan yang ada, tetapi ikut andil memberi solusi terbaik. Sehingga apa yang diwacanakan bukan lagi "noise", melainkan "voice" (aspirasi) yang mengarah pada terwujudnya kemakmuran bersama. Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun