Coronavirus Disease muncul pada Desember 2019 di Wuhan. Awalnya masih dianggap tidak terlalu berpengaruh pada kehidupan.
Dikutip dari laman covid19.go.id, WHO (World Health Organization atau Badan Kesehatan Dunia) secara resmi mendeklarasikan virus corona (COVID-19) sebagai pandemi pada tanggal 9 Maret 2020. Artinya, virus corona telah menyebar secara luas di dunia.
Di Indonesia, awal Maret 2020 kasus corona pertama muncul dan masif menyebar. Pemerintah Indonesia bergerak cepat. Â Mengunci semua akses ke luar dan masuk antar negara.
Kegiatan ekonomi dan lainnya yang menimbulkan kerumunan dihentikan. Termasuk kegiatan pembelajaran tatap muka langsung di ruang kelas.
Work from Home dan Pentingnya Penguasaan TeknologiÂ
Pembelajaran bergeser ke rumah, sehingga dikenal istilah work from home (WFH) dan study from home (SFH). Di lingkup sekolah, istilah belajar dari rumah (BDR) lebih populer.
Saat BDR inilah, sangat disadari betapa internet menjadi media yang sangat dibutuhkan. Sangat membantu proses pembelajaran yang dilakukan secara online atau daring.
Pembelajaran berbantu internet mampu menembus batas waktu dan tempat. Konten pembelajaran dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Bahkan multiuser dan memberikan kemudahan lewat aplikasi komunikasi menggunakan video conference yang dapat digunakan dalam berbagai perangkat baik seluler maupun desktop.
Di sisi lain, kekurangmampuan guru dan siswa memanfaatkan IT berbasis internet dan kurangnya dukungan sarana menjadi kata kunci masalah dalam BDR. Bahkan dapat menimbulkan learning loss.
Gangguan dan kendala BDR berbantu internet mendorong pemerintah untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT).
Tujuan PTMT untuk mengatasi learning loss yang banyak dikhawatirkan berbagai kalangan. Saat kembali work from office inilah, kesempatan guru melakukan evaluasi menyeluruh pelaksanaan BDR. Khususnya untuk lebih membiasakan literasi digital.