Menarik untuk dicermati pendapat tegas MenkoMarves, Luhut Binsar Pandjaitan,"Bahwa ada tantangan di sana-sini yes, tapi kita lebih takut dan ngeri lagi kalau generasi yang akan datang jadi tidak berpendidikan dan jadi bodoh".
Pendapat di atas dikutip dari media online Kompas.com dalam salah satu artikel tanggal 28 September 2021.
Bagaimanapun, pendidikan harus tetap dilaksanakan dalam kondisi apapun. Termasuk saat pandemi Covid-19 yang belum tuntas teratasi.
PTMT dan Pentingnya Vaksinasi
Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) mulai dibolehkan seiring tren penurunan kasus terkonfirmasi Covid-19.
Tren penurunan kasus Covid-19 diimbangi dengan gencarnya Program Vaksinasi Remaja yang menyasar anak usia 12-17 tahun.
Hanya vaksin yang mampu membentengi tubuh dari serangan virus Corona. Termasuk membentengi anak sekolah saat PTMT.
Vaksin memang tidak menyembuhkan dan tidak menjamin tertular atau terpapar virus Corona, tetapi lebih mampu menghambat dan melawan agar tubuh tidak lebih parah menderita bahkan menyebabkan kematian.
Melalui instagram @jokowi, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa meskipun baru satu suntikan, lalu nanti disusul suntikan kedua, tetapi jika level PPKM kota dan kabupaten sudah level 3, sekolah dipersilakan belajar tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat, terutama memakai masker.
Penerapan protokol kesehatan lebih pada mengantisipasi penularan Covid-19. Belum lagi prediksi saat endemi, masih dimungkinkan terjadi lonjakan kasus Covid-19 di beberapa daerah yang kurang disiplin menerapkan protokol kesehatan.Â
Dari Pandemi ke Endemi
Virus Corona hampir sama dengan virus flu lainnya (HCoV-229E, HCoV-OC43, HCoV-NL63, HCoV-HKU1, SARS-COV (yang menyebabkan sindrom pernapasan akut), MERS-COV (sindrom pernapasan Timur Tengah).