Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senja di Jendela

6 Juni 2021   16:49 Diperbarui: 6 Juni 2021   16:56 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menatap Senja. Sumber: Free-Photos on Pixabay.com

Ada bendera rindu mulai kusam di sana, berkibar-kibar lemah menyapa. Sementara angin berputar liar. Burung-burung terus-terusan bermunculan, masih membawa kabar.

Adalah jendela. Mengikuti lekuk-lekuk jalanan. Memutar kepala ke arah belakang. Masihkah kau simpan aroma luka kita?

Pucuk-pucuk pinus, batang-batang mahoni telah lirih menyuarakan romantika. Raungan kereta tiadalah terdengar, sebab rindu telah lama menguar.

O...gempita senja kehidupan. Sunyimu sakitku. Diammu matiku.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun