Adalah kewajaran mengambil saripati dan membuang ampas-ampas kehidupan. Untuk apa? Agar kehidupan menemukan makna dan berjalan sesuai kodrat lahiriah. Tidak menumpuk beban. Tidak pula terkubur dalam kubangan "kematian-kematian".
Lalu, engkau memoles lebih makna kematian menjadi sebuah "Tata cara kehidupan di lingkungan".
Ada "banyak diam". Ada sedikit gelengan. Jalan tengah pertukaran otak kiri dan otak kanan menetaskan gagasan-gagasan. Subyektifitas menemukan logika sebagai keranjang buah tangan kebersamaan.
Waktu menggelinding dan hanya Ilahi Rabbi yang mampu menghentikannya. Sementara keranjang buah tangan, telah menunggui ampas-ampas kehidupan bertransformasi mewujud "kotoran politik".
Diam lebih baik. Sebab lubang-lubang kematian telah dipersiapkan. Apakah kau ingin menegasikannya?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI