Pada garis silang, dua makhluk mendekati mata pena. Tiap silang arah diendusnya. Menapak perjalanan dari titipan-titipan kehidupan yang sedang menelurkan generasi zaman. Memoles impian dalam sarang keramaian hajat perburuan.
Pada garis silang, radar-radar mempertemukan dua makhluk utusan. Ada tumpukan rasa, ada sisa-sisa kebaikan dalam bungkusan-bungkusan kedermawanan. Dijaga ratusan pasang mata dan tetes-tetes air liur di sudut tatap mata jalang.
Dua makhluk utusan, memburu dan menyambung saripati kehidupan. Sekejap pelukan, telah memisahkan arah tujuan. Masih hampa, sebab manusia-manusia tak memberinya ruang. Dan hati manusia, terbungkus ego anak turunan.
Dalam arah berlawanan, dua utusan menghilang. Garis silang, masih menjilati sisa pengembaraan utusan yang mungkin tak akan kembali terulang. Mengapa? Sebab utusan dimungkinkan tergilas akal kehidupan-kehidupan yang datang bergelombang, di garis silang.
Probolinggo-Banyuwangi, 21 April 2021
Puisi Oleh: Arif R. Saleh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H