Anak-anak impian. Berlarian melepas busur kegempitaan. Melesat dan melengking di antara desah angin dan dedaunan persawahan-persawahan. Lalu, menghilang di lekuk-lekuk gedung peradaban zaman.
Anak-anak kehidupan, menatap senja. Dan waktu, adalah makna. Memungut duri-duri, meletakkan hakekat diri. Membentuk jati diri.
Peradaban demi peradaban, membenturkan pertemuan-pertemuan. Ada kabar di awang-awang. Ada rindu nun jauh di seberang lautan.
Di daratan, dua hati dipertemukan. Gejolak jiwa, tumpah dalam hangatnya dekapan. Dan senja, tempat bertumpunya ritmik rindu nan menggebu-gebu.
Senja pula. Tempat menghimpun keinginan-keinginan. Masih tercecer dan tercerai-berai. Diungkit dan dianggit para pemuja kata. Tak mengenal makna, menutup mata.
Probolinggo, 20 Maret 2021
Puisi Oleh: Arif R. Saleh
Puisi lainnya: Etalase Janji Sepasang Pengantin, Sonata Hujan di Beranda Waktu, Sebatang Pohon Besar di Tengah Sawah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H