Ada hujan, kembali menghadirkan harapan-harapan. Membawa jutaan pesan-pesan kehidupan. Dan padanya, sepasang mata masih mengagumi kebeningan tanpa jawaban. Dalam heningnya hati, hujanpun menunggu di pelataran.
Hujan cemburu buta. Keluh kesah tumpah. Deras di antara gelegar halilintar. Menopang senjakala waktu. Menelusup di dedaunan dan rerumputan. Memainkan instrumentalia kenangan-kenangan. Sedang sepasang mata, mendekati luka.
Pada sonata hujan dan luka. Sepasang mata betah berdiri di balik jendela. Senyum dan air mata, mendatangi hujan di pelataran. Mereka menari dan menari, dan terus menari dan menari. Hingga sepasang mata, kembali menutup cerita. Â Â
Probolinggo, 18 Maret 2021 Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI