Jika berangkat dari sekitaran Kota Probolinggo, Pukul 02.00 WIB sudah harus meluncur ke Bromo. Andai menginap di Sukapura dan sekitarnya, Pukul 03.00 WIB sudah harus bergerak ke Pananjakan.
Ratusan kendaraan merayap naik. Ribuan wisatawan berlomba menuju Pananjakan. Apalagi di hari libur nasional dan “Peringatan Kasada”.
Tepat waktu, kata kunci untuk menggapai point of view Pananjakan. Bagaimana seandainya jalanan sudah penuh dan kendaraan tertahan cukup jauh dari Bukit Penanjakan? Seruni Point, Bukit Kingkong, dan Bukit Mentigen alternatif yang bisa dituju.
Hati-hati Kena “Getok”
Cuitan Jirote Wangcharoen memang pernah terjadi. Turis asal Thailand ini mengaku "digetok" harga tinggi untuk tarif transportasi dari Probolinggo menuju Bromo.
Pernah juga tersiar kabar, karena ulah “oknum”, tarif jeep wisata di kawasan Gunung Bromo berlipat. Apalagi di musim liburan dan Perayaan Kasada.
Ada tip untuk menghindari kena “Getok” dan tarif jeep berlipat.
Pertama, ke Bromo dengan rombongan berpengalaman. Jika menemukan komunitas traveler berpengalaman ke Bromo, ada baiknya ikut di dalamnya. Mereka lebih tahu bagaimana cara menghindari ulah “Calo” dan “Oknum” nakal lainnya.
Kedua, manfaatkan jasa perjalanan wisata yang mampu memberikan layanan memuaskan. Banyak jasa travel di seputaran “Terminal Bayuangga” Probolinggo. Telusuri info terpercaya layanan mereka di berbagai media.
Buat skala prioritas dan catatan penting kelebihan maupun kekurangan jasa travel yang ada. Jika sudah mendapatkan jasa perjalanan wisata yang terpercaya, minta dan catat nomor kontak penting yang sewaktu-waktu dapat dihubungi.
Ketiga, gunakan jasa pemandu traveler atau backpacker terpercaya. Tentu cara ini butuh informasi dari kalangan pecinta alam yang pernah ke Bromo.