Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki Tua yang Masih Menjajakan Ampas Nyawa

8 Agustus 2020   20:25 Diperbarui: 8 Agustus 2020   20:28 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Oleh: StockSnap/pixabay.com

Kota tua

Masih tak lelah memulas gincu abu-abu

Pada satu pigura napas senja

Diantara trotoar dan nyanyian detik yang uzur berdetak  

Sedang rumbing malam masih merinaikan gita balada

Orang-orang pinggiran


Rembulan berselimut awan

Menunggu si anindya di sudut beku

Gemintang mengangguk-angguk

Di pelukan orion yang  meruap

Bosan menatap, orang berserakan

Yang menjual kesombongan


Malam....

Senyampang ia mampu berjejak

Temani kesendiriannya

Temani heningnya

Diantara bintang-bintang pengecup awan

Dan rembulan yang mulai tumbang di pembaringan


Di trotoar itu

Lelaki tua masih menjajakan ampas nyawa

Pada orang-orang pemoles rembulan

Hingga anak-anak di ribaan harapan

Menemui negeri 1001 malam

Sedang lelaki tua, masih mengukir prasasti dirinya


Sukabumi, 05.03.2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun