Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jika Saatnya Tiba

23 Juni 2020   22:18 Diperbarui: 23 Juni 2020   22:08 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com

Jika saatnya tiba, raga membau tanah

Dada yang dibusungkan perlahan terengah

Terhempas membingkai tempat terendah

Dihembuskan tanpa gerak darah


Jika saatnya tiba, raga kembali dimandikan

Yang tersisa hanyalah jasad kebekuan

Ditabur aroma air mata tangisan

Yang ditinggal hanyalah kenangan


Jika saatnya tiba, raga dikain kafan

Dilumuri bedak berbau padupan

Disumpal lubang kotoran

Menyisakan sisa jejak kehidupan


Jika saatnya tiba, jasad dikurung keranda

Tak mampu bergerak mendiam saja

Diusung pasrah para pemikulnya

Siap dituju tempat diakhirkannya


Jika saatnya tiba, jasad dikuburkan

Dipendam dalam disendirikan

Yang tersisa hanyalah kesepian

Menunggu saat datangnya putusan


Jika saatnya tiba, malaikat kubur datang

Jasad didudukkan tak lagi telentang

Menjawab kebenaran dengan lantang

Agar jasadmu tak meremuk tulang


Jika saatnya tiba, siksa kubur mendera

Jasad melepuh meletuskan kotak pandora

Yang tersisa tulang petaka

Hingga kiamat kekal di neraka


Kademangan, 21.06.2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun