Mohon tunggu...
ARHIEF ER. SHALEH
ARHIEF ER. SHALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Sepi dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pak Tua

19 Desember 2019   23:40 Diperbarui: 19 Desember 2019   23:50 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : pixabay.com


Dia yang mengiba pada hitam legam kehidupan
Masih setia menunggui takdirnya di pekak jalanan
Memainkan jemari diantara jendela keangkuhan
Dan terik matahari yang mengucurkan lenguh keringat kota

Dia yang setia menemani halte nan kesepian
Diantara deras hujan dan petir yang memekakkan telinga
Masih menunggu kedermawanan yang tak kunjung tiba
Penyumbang dan penyambung nafas kehidupan

Diantara remang lampu harapan
Dia tak henti memutar roda kehidupan
Untuk tetap bergerak ke depan
Merajut impian ke hati "mereka"
Yang masih angkuh
Dan kukuh dengan ke-aku-annya  

Dia adalah kesendirian
Di saat senja kembali memeluk mayapada
Tanpa suara dan harum bunga
Masih tanpa sesiapa....
Akankah kita juga?

Ujung Akar Bromo, 09122019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun