Mohon tunggu...
Arhief Er. Shaleh
Arhief Er. Shaleh Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Sepi dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cangkul Pak Karyo

14 November 2017   20:55 Diperbarui: 14 November 2017   20:55 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : m.eramuslim.com

Di dinding berlumut sebelah kandang sapi melompong
Cangkul berdiri mematung, tak ada teman diajak ngobrol
Sapi betina telah dijual, begitupun beberapa ekor ayam
Yang tersisa cicak di dinding, merayap tak mau turun

Di dinding berlumut sebelah kandang sapi melompong
Cangkul menunggu sentuhan tangan pak Karyo
Tangan yang telah lama mengajaknya bercengkerama
Dengan tanah  dan air bening di tengah sawahnya

Di dinding berlumut sebelah kandang sapi melompong
Cangkul masih berdiri menyambut sentuhan tangan pak Karyo
Tangan tua yang mulai terasa keriput di makan usia
Menyentuh cangkul dan mengelus tak seperti biasanya

Di dinding berlumut sebelah kandang sapi melompong
Cangkul kini menjadi saksi makna kata pergi dan tak kembali
Pergi disebab cangkul telah dijual dan berpindah tangan
Dari pak Karyo petani tua, kepada Sastro pengelola besi tua

ariefrsaleh

NKRI, 14 11 2017

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun