Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Perempuan Tengah Malam

16 Oktober 2017   18:21 Diperbarui: 16 Oktober 2017   18:23 1170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Deru angin, bersiul menyuarakan tangis alam. Menelusup diantara bibir atap berlumut cendawan. Warisan sang hujan.
Rembulan bulat sempurna. Kadang bersembunyi di balik awan. Yang datang dan pergi silih berganti.

Deru angin tiba-tiba terhenti. Kepak sayap kelelawar menyibak sunyi. Bermain mengitari remang lampu. Terkadang cepat menghilang. Diantara diamnya dedaunan.

Arya cukup lama berdiri depan rumahnya. Matanya yang memerah masih awas menelisik. Dipandangnya sebuah gubuk tengah sawah. Pikirannya gundah. Berusaha menangkap sesuatu. Suara perempuan yang akhir-akhir ini sering Arya dengar. Di tengah malam.

"Belum tidur kang....?"


Seketika Arya membalik badan. Dengan trengginas ia cabut gagang belati. Yang terselip di kain pinggang kencang menjerat.


"Ah.... Sarwo. Kirain siapa"


"Sejak tadi kuperhatikan kang Arya berdiri terdiam. Hampir menjelang Subuh kang!"


Arya hanya tersenyum,"Aku belum bisa memejamkan mata"


"Kenapa kang?.... Apa masih ingat mbak Surti?"


Arya hanya diam. Matanya menatap tajam Sarwo.


"Ya sudah kang Arya. Aku mau pulang. Ngantuk, mau tidur sehabis ronda"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun