Berselimut keinginan
Pena yang dibelai tak lagi menetes tinta
Enggan didekap
Tak lagi muntah-muntah kata
Bahkan menggelinding pada suatu tempat
Menyendiri bersandar
Pada kotak plastik berdebu tak bergambar
Di meja itu
Selimut ini masih melingkupi raga yang tak jua terpejam
Sedang pena-pena sahabat yang kulihat
Berkejar-kejaran riang ria
Melontar-lontarkan kata sastra penuh mutiara dan warna
Merangkai cintanya
Menggarisi kuasanya
Memaknai sejarahnya
Melempar-lempar kesal pada keadaannya
Angan menyendal-nyendal lagi di kepala
Agar aku segera tersadar
Mengajak berlari ke mana-mana
Ingin menangkap kata demi kata
Yang terpampang bahkan menembus dinding-dinding kamar
Masih memantul-mantul lalu menghilang
Membuatku tersingkir
Pada kesendirian di jurang sunyi
Oh…. Siang dan malam
Entah berapa lama lagi dan lagi
Kau buat diri ini
Melayang-layang di atas ketidakpastian yang kau pangkas
Sedang hati dan jiwa ini meneriakkan rindu terpendam
Ingin kembali bertautan dan saling sapa menyapa
Walau hanya pada kata-kata
Di Kompasiana yang aku punya satu-satunya
NKRI, 13 Januari 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H