Â
Rumah gedung yang tak lagi diramaikan
Malam datang tanpa sinar rembulan
Hanya redup sinar lampu teplok menggerayang
Menerpa wajah keriput
Bunda seorang yang ditinggalkan
Berteman rayap-rayap kelaparan
Mengais sisa kayu pintu keropos di dalam
Di dinding yang dilukis air hujan
Saling berebut semut-semut hitam
Mencari tempat rindang dibalik genting berwarna kusam
Seiring hujan menderas di sepi malam
Beberapa cicak di pojok-pojok dindingpun terdiam
Menunggu santapan
Nyamuk-nyamuk haus darah yang mulai menyerang
Masih tegar Bunda seorang
Melantunkan dzikir di malam panjang
Hanya untuk anak-anak di perantauan
Saat pagi datang menjelang
Hanya air yang mampu dijerang
Menemani sepiring sisa nasi tanpa garam
Di perantauan
Anak-anak hidup senang
Makan kenyang banyak hiburan
Sedang Bunda yang papa
Masih tegar berdo’a
Untuk anak-anak yang lupa
NKRI, 05 Desember 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H