Pagi yang gundah
Aku menyangsikan niat
Menuju batas timur disebab tugas
Menggunduk di pundak memberat langkah
Menantang silau surya menampak
Rentang tangan kupaksa menggeram
Hentak kaki kurasa menikam
Berjejalan diantara getar-getar roda kehidupan
Yang mengguncang dan kadang berulah
Menyisihkan yang lemah paksa meminggir
Menyasar batuan kerikil
Berhamburan terlontar
Di sepanjang debu-debu terlempar
Keperihan terasa menampar
Sesampai di persimpangan
Entah yang ke berapa sudah
Lubang-lubang masih membuatku menggigil
Sedang di depan
Tubuh seorang manusia
Terlempar-lempar memburai
Di sela roda jaman tergilas nasib lubang-lubang jalanan
Mencabik nyawa seorang pejuang
Demi keluarga yang ditinggalkan
“Miris kurasa”
NKRI, 13 September 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H