Penggunaan kendaraan, terlebih pada sepeda motor sudah menjadi arena favourite para penghuni bumi yang berakal fikiran ini. Sedikit demi sedikit lama lama menjadi bukit. Salah satu istilah yang “mathuk” digunakan karena seiring bertambahnya waktu semakin banyak pula pengguna kendaraan motor yang memenuhi setiap sudut wilayah khususnya kawasan jogja istimewa. Sebagian besar para penghuni jalanan adalah mereka yang bekerja, para pelajar dan mahasiswa. Tuntutan pekerjaan yang harus sampai lokasi tepat waktu menjadi alasan beberapa orang lebih memilih sepeda motor yang ukuranya tak sebesar mobil yang bisa nylempit sana sini. Tak jarang karena kendaraan yang berjubal-jubal menimbulkan kemacetan. Aspek jalan yang senada pun juga menjadi alasan kenapa kemacetan bisa terjadi. Jalan yang sempit, bolong dan tak rata menjadi hambatan bagi mereka para pengguna jalan.
“ ya kalau jalanya sempit tidak ada pelebaran, kita kapan sampainya ke tujuan mbak orang yang naik kendaraan juga tidak hanya satu orang ?” begitu tanggapan salah seorang pengguna jalan yang penulis wawancarai (21/11/2014)
Akses jalan yang yang tak mulus serta sempit di kawasan menuju selokan mataran dari arah gejayan sudah menjadi hal yang biasa jika terjadi kemacetan. Jalan yang disisi kanan kiri dibatasi oleh sungai dan jurang kecil membuat mereka para pengemudi was-was jika saja terjadi senggolan antar pengguna jalan.
Sampai saat ini pun belum ada upaya serta ide cemerlang untuk mengatasi masalah tersebut.
Pemerintah setempat pun diuji peranya dalam masyarakat. Salah satu akses utama menuju selokan mataram dari arah gejayan mestinya dipoles sedemikian rupa supaya tidak terjadi kemacetan dan naiknya suhu ubun-ubun para pengguna jalan. Jika saja kita punya tangan magic yang mampu mengubah jalan hingga sedemikian rupa patilah kita sudah melakukan itu sejak dulu. Namun hal tersebut jelas sebuah ketidak mungkinan. Peran serta pemerintah dan masyarakat pun di nilai sangat penting dalam upaya pemecahan setiap masalah.
Maju bersama pemerintah, bukan di majukan pemerintah !!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H