Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar kata "musibah." Banyak dari kita mungkin langsung membayangkan bencana alam, kecelakaan, atau penyakit ketika mendengar kata tersebut.
Namun, apakah kita benar-benar memahami makna sesungguhnya dari sebuah musibah?
Sebenarnya, musibah tidak selalu tentang hal-hal buruk yang menimpa kita secara fisik atau materi. Musibah sebenarnya adalah segala sesuatu yang menjauhkan kita dari Allah SWT.Â
Sesuatu yang tampak baik, menyenangkan, atau membawa tawa, bisa jadi merupakan musibah jika hal itu membuat kita lalai dari mengingat Allah dan kewajiban kita sebagai hamba-Nya.
Nikmat, kebahagiaan, dan kenyamanan adalah hal-hal yang kita dambakan dalam hidup. Kita berusaha keras untuk mencapainya, bekerja terus-terusan, dan berdoa agar diberi rezeki yang melimpah.Â
Namun sayangnya, kita seringkali lupa bahwa nikmat tersebut juga bisa menjadi ujian bagi kita. Ketika kita terlalu asyik dengan nikmat duniawi, kita bisa saja tergelincir dalam kesombongan, lupa bersyukur, atau bahkan melupakan Allah SWT.
Misalnya, seseorang yang diberi kekayaan melimpah mungkin merasa tidak membutuhkan lagi pertolongan Allah. Dia merasa semua yang didapatkan adalah hasil usahanya sendiri tanpa campur tangan dari yang Maha Kuasa.Â
Dalam keadaan seperti ini, nikmat kekayaan justru menjadi musibah karena menjauhkan kita dari Allah. Kita lupa bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan dan ujian dari-Nya.
Begitu pula dengan kebahagiaan dan kenyamanan. Ketika kita merasa terlalu nyaman dengan kehidupan kita, kita mungkin menjadi malas beribadah, lupa bersyukur, atau tidak lagi peka terhadap penderitaan orang lain.Â
Kenyamanan yang kita nikmati justru menjadi musibah karena membuat kita lupa akan tujuan hidup yang sebenarnya, yaitu untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.