Hal-hal seperti ini menunjukkan bahwa tanpa adanya pengawasan dan penegakan aturan yang ketat, pendidikan karakter tidak akan berhasil mengatasi masalah perundungan.
Kasus-kasus perundungan yang masih marak terjadi di sekolah-sekolah Indonesia menjadi cerminan kegagalan implementasi pendidikan karakter.
Minimnya kesadaran dan pemahaman guru, kurangnya pendekatan holistik, serta lemahnya pengawasan dan penegakan aturan menjadi faktor utama yang menghambat keberhasilan pendidikan karakter.
Untuk menciptakan generasi yang berkarakter kuat dan mampu menghormati sesama, dibutuhkan komitmen yang kuat dari semua pihak untuk mengintegrasikan pendidikan karakter dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari di sekolah dan di rumah.
Tanpa komitmen tersebut, upaya membangun karakter yang baik pada generasi muda Indonesia akan tetap menjadi tantangan besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H